Mohon tunggu...
susanti f
susanti f Mohon Tunggu... Guru - guru paud taman kanak -kanak TK Dharma Wanita II Gamping

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Anak Usia Dini

24 November 2022   21:22 Diperbarui: 24 November 2022   21:41 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudahkah bunda menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran Anak Usia Dini ?

Pendekatan Saintifik merupakan pendekatan yang berpusat pada anak yang tujuannya agar anak dapat bereksplorasi terhadap materi pembelajaran yang di berikan gurunya saat di sekolah . 

Anak – anak dapat secara aktif melakukan kegiatan 5M mengamati , menanya , mengumpulkan data ,mengasosiasi dan mengomunikasikan ( Kemendikbud 2013 ) tentang materi – materi yang diberikan gurunya. Hal tersebut dapat menjadikan pembelajaran menjadi sesuatu yang menyenangkan , bermakna dan menantang .

            Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah (Kemdikbud, 2013) :

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi

5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

6. Untuk mengembangkan karakter siswa.


Adapun langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu:

1) Mengamati (observing)

Dalam kegiatan mengamati mengutamakan pada kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful learning). Dalam kegiatan mengamati siswa diajak untuk melihat, mendengar, menyimak, dan membaca. Guru dapat menyajikan gambar, maupun video. Tahapan ini bertujuan agar siswa mampu menemukan fakta yang ada hubungannya dengan materi yang dipelajari.

2) Menanya (Questioning)

Kegiatan menanya adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang telah diamati. Kompetensi yang diharapkan dalam menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pribadi yang selalu berpikir kritis.

3) Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen

Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari kegiatan menanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.

4) Mengasosiasi (Associating)/ Mengolah Informasi, dan Menyimpulkan

Kegiatan ini siswa mengolah informasi dari kegiatan yang sebelumnya dan menarik sebuah kesimpulan. Pengolahan informasi ini mengembangkan penalaran siswa. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diamati untuk mendapatkan suatu kesimpulan berupa pengetahuan. 

Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif dalam menyimpulkan.

5) Mengomunikasikan

Keterampilan berkomunikasi sangat penting dimiliki oleh setiap orang, termasuk siswa. Hal ini berkaitan dengan proses penyampaian informasi atau data-data, baik secara tertulis atau secara lisan. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Berikut contoh sederhana pendekatan saintifik pada pembelajaran anak usia Dini : Pada hari Kamis pada tema Binatang ,sub tema binatang air , sub-sub tema : ikan koki ,guru membawa ikan koki untuk pembelajaran saat itu .

Guru membawa ikan koki di masukkan ke wadah toples yang ringan dan transparan agar anak mudah untuk mengamati . Saat pembelajaran guru menunjukkan ikan tersebut kepada anak – anak untuk diamati . Anak – anak bisa mengamati ikan koki secara langsung mulai dari cara bergeraknya , ciri – ciri ikan koki , makanan ikan koki , cara bernafasnya serta tempat hidup ikan koki . Anak – anak sangat antusias dalam mengamati ikan koki . 

Anak – anak dapat aktif mengemukakan pendapatnya saat pembelajaran berlangsung .Selanjutnya setelah mengamati ikan koki guru dapat memberikan kegiatan main yang menyenangkan misalnya : membuat akuarium bersama dengan bahan – bahan yang sederhana . Setelah itu anak – anak dapat memindahkan ikan koki tersebut dengan memegang langsung dan memasukkan ke dalam akuarium yang telah di buat anak- anak .

Dari contoh sederhana pendekatan saintifik diatas anak anak dapat mengamati , menanya ,mencoba menalar dan mengomunikasikan kepada teman - teman maupun gurunya .Sehingga pembelajaran anak - anak menjadi lebih menyenangkan , bermakna dan menantang .

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Penulis : Susanti .S.Pd – TK Dharma Wanita II Gamping – Campurdarat – Tulungagung


Sumber rujukan:

Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun