Mohon tunggu...
Susanti
Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis puisi dan karya-karya fiksi lainnya. Saya sedang berkuliah di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Tadris Bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gen Z Sering Mengalami Insomnia, Kok Bisa?

29 April 2024   01:30 Diperbarui: 29 April 2024   01:55 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Tidur adalah salah satu bentuk aktivitas yang memiliki hubungan erat dengan kondisi well-being seseorang. Namun, berbagai faktor menyebabkan kondisi tidur yang cukup dan berkualitas sulit untuk dicapai, terutama di kalangan Milenial dan Generasi Z. Insomnia adalah Masalah sulit tidur dan sulit tidur nyenyak yang berkelanjutan. Sebagian besar kasus insomnia terkait dengan kebiasaan kurang tidur, depresi, kecemasan, kurang olahraga, penyakit kronis, atau obat-obatan tertentu.

Survei yang dilakukan oleh Bobobox dan Konekta Consulting mengungkapkan beberapa fakta menarik. Bertajuk Impact Report Bobobox periode 2022: Travel With a Purpose: Our Story Towards Impactful Experience, survei menemukan bahwa 80% responden dewasa mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan kualitas tidur.

Sayangnya, 67% dari mereka belum bisa mencapai kondisi tidur yang ideal. Hal ini ditandai dengan seringnya frekuensi terbangun setidaknya sekali di tengah malam.

Adapun penyebab dari gejala insomnia ini adalah:

1. Sulit untuk merasakan ngantuk dan tidak bisa tertidur

2.Terbangun pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali.

3. Merasa lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas secara baik pada siang hari.

4. Tidak bisa tidur siang, meskipun tubuh terasa lelah.

Dampak Insomnia pada generasi Z dapat menyebabkan Meningkatkan risiko masalah kesehatan lain seperti stroke, asma, kejang, sistem kekebalan tubuh menurun, obesitas, diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada mental atau emosi, seperti depresi, mudah gelisah, kebingungan, dan frustasi.

Untuk mengatasi hal ini Gen Z harus mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat stimulan yang dapat membuat kita terjaga, seperti teh, kopi, alkohol dan rokok. Mandi dengan air hangat 30 menit atau 1 jam sebelum tidur. Berolahraga secara teratur.

Oleh karena itu, tidur merupakan hal yang sangat penting bagi tubuh. Tubuh memerlukan waktu untuk beristirahat setidaknya 8 jam/hari. Insomnia pada Gen Z ini tidak dapat dianggap hal biasa-biasa saja, dampak yang diberikan sangat memprihatinkan bagi tubuh apabila tidak mendapatkan tidur atau istirahat sesuai dengan seharusnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun