Mohon tunggu...
Susanti Aryani
Susanti Aryani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

STIKES Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Krisis Kesehatan pada Anak Stunting di Era Kesehatan Global

15 Juli 2023   13:34 Diperbarui: 15 Juli 2023   13:41 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2022 sebesar 12,29 persen, naik menjadi 12,36 persen pada September 2022. Menyebabkan malnutrisi pada masyarakat khususnya ibu hamil mengalami kekurangan gizi sehingga proses pertumbuhan linier dalam Rahim terhambat sehingga menjadikan kontribusi pertumbuhan intrauterine dan berat badan lahir rendah. Wanita hamil merupakan kelompok rawan gizi karena saat kehamilan penting untuk menyediakan kebutuhan gizi yang baik agar dapat memperoleh dan mempertahankan status gizi yang optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman sehingga saat melahirkan bayi dengan fisik dan mental yang baik serta memiliki energy yang mencukupi saat memberikan ASI. 

Pada ibu hamil merupakan hal rentang dengan status gizi kurang karena akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin sehingga menimbulkan risiko stunting. Karena pada masa kehamilan janin tumbuh dengan menyerap zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi ibu. Selama kehamilan di haruskan ibu memenuhi gizi yang seimbang untuk mencukupi pertumbuhan janin, zat gizi yang bisa dikonsumsi seperti vitamin C, vitamin E, vitamin B, zinc, zat besi, dan asam folat serta sayuran-sayuran, buah-buahan dan protein yang mencukupi (Fitriani et al., 2022).

Kejadian Program Krisis Stunting yang terjadi di indonesia

Menurut (Fitriani et al., 2022) Tercukupnya gizi merupakan factor terpenting dalam mengembangkan kualitas pada sumber daya manusia, sebagai suatu indicator keberhasilan pada pembangunan suatu generasi penerus suatu bangsa, dalam hal ini gizi memiliki pengaruh penting terhadap kecerdasan dan produktivitas dari kerja sumber daya manusia. Pada saat ini Indonesia mengalami permasalahan gizi yang berdampak serius pada sumber daya manusia yang akan datang salah satu masalah krisis yang dihadapi saat ini adalah stunting dimana stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh multi factorial dan bersifat antar generasi.
Masyarakat Indonesia sering menganggap tubuh pendek adalah factor dari keturunan yang mengakibatkan persepsi yang salah dan tertanam pada masyarakat Indonesia, dan menjadikan masalah stunting ini tidaklah mudah untuk diturunkan. Dari hasil studi membuktikan bahwa pengaruh factor keturunan hanya berkontribusi sebesar 15% dan kontribusi terbesar adalah asupan zat gizi yang seimbang. Penanggulangan stunting merupakan tanggung jawab bersama dimana pemerintah telah berupaya melakukan advokasi tingkat tinggi dan menjadikan masalah gizi menjadi prioritas nasional. Berbagai multisektor melakukan program gizi sensitive yang dilaksanakan pada posyandu, PKH, PNPM generasi, dan Pamsimas. Melakukan advokasi sebagai bentuk penguatan kepemimpinan dan kesadaran untuk mengatasi masalah mal nutrisi serta menegakan standar pelayanan minimum yang terkait dengan layanan gizi seimbang (Annisaa, Nurokhmah and Gz, 2021).
Dalam masalah ini Pemerintah membuat program periode 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) yang merupakan symbol kritis sebagai awal mula terjadinya stunting yang akan memberikan dampak jangka panjang hingga berulang pada siklus kehidupan. Pada permasalahan stunting banyak terjadi pada anak yang akan menjadikan permasalahan serius karena berisiko terjadinya kesakitan dan kematian, gangguan pada perkembangan otak, motorik, dan terhambatnya mental pada anak. Pertumbuhan yang tidak optimal dalam masa janin maupun selama periode 1000 HPK memiliki dampak jangka panjang apabila factor eksternal atau disebut factor setelah lahir tidak mendukung maka pertumbuhan stunting dapat menjadi permanen hingga menyebabkan saat usia remaja menjadi pendek atau berbeda dengan teman sebayanya. 

Efek pada kejadian angka stunting pada anak menjadikan predisposisi terjadinya masalah-masalah kesehatan yang lainnya hingga dewasa. Oleh karena itu, penanggulangan masalah stunting smerupakan prioritas dalam masalah krisi kesehatan ini dimana harus dimulai jauh sebelum anak di lahirkan maupun dalam periode 1000 HPK dan bahkan sejak ibu remaja di berikan pemahaman agar memutuskan rantai angka stunting dalam siklus kehidupan (Rahayu et al., 2018).

Perawat Komunitas Sebagai Sector Pembantu Berantas Stunting

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan resiko tinggi untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan melibatkan klien sebagai mitra dalam membangun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Keperawatan komunitas juga merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat tanpa membatasi kelompok. 

Pada hal ini perawat komunitas memiliki perana penting sebagai pendidik dalam mengatasi masalah gizi pada balita. Aspek yang paling penting adalah menurunkan risiko kesehatan dan meningkatkan kesehatan pada populasi balita dengan gizi kurang, maka daripada itu, pemberian pendidikan kesehatan harys ditingkatkan dalam mengatasi permasalahan pada gizi. Pendidikan kesehatan sendiri memiliki tujuan penting yaitu kegiatan memperoleh pengetahuan baru, perubahan sikap, dan keterampilan baru untuk pelaksanaan yang lebih baik nantinya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat agar mencapai kesehatan yang optimal (Kartikaningrum et al., 2017).
Perawat komunitas mempunyai peranan penting dalam mengatasi masalah gizi karena perawatan komunitas membantu keluarga dalam mencapai gizi yang seimbang sehingga menurunkan angka stunting, mereka menjadi seorang promotor dimana memberikan edukasi kesehatan tentang pentingnya pengetahuan gizi sebagai pencegahan stunting dan sebagai konselor agar keluarga bisa mengetahui gizi seimbang yang diperlukan saat kehamilan maupun saat anak lahir (Kusumawardani et al., 2020).

Refrensi

Adriani, P. et al. (2022) Stunting Pada Anak. Available at: https://www.researchgate.net/publication/364952626.
Annisaa, F., Nurokhmah, S. and Gz, S. (2021) ‘stunting’. Available at: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/94013%0Ahttp://eprints.ums.ac.id/94013/11/NASKAH PUBLIKASI %285%29.pdf.
Badan Pusat Statistik Indonesia (2023) ‘Profil kemiskinan di indonesia september 2023’, Berita Resmi Statistik, 01(05), pp. 1–16.
Fitriani et al. (2022) ‘Cegah Stunting Itu Penting!’, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JurDikMas) Sosiosaintifik, 4(2), pp. 63–67. Available at: https://doi.org/10.54339/jurdikmas.v4i2.417.
Kartikaningrum, E.D. et al. (2017) Konsep Dasar Keperawatan Komunitas, Journal of Chemical Information and Modeling.
Kusumawardani, L.H. et al. (2020) ‘Peningkatan Pengetahuan Gizi Seimbang pada Ibu Balita Melalui Edukasi dan Simulasi Pembuatan Makanan Bergizi di Desa Kebumen, Baturraden’, Journal of Bionursing, 2(1), pp. 9–14. Available at: https://doi.org/10.20884/1.bion.2020.2.1.32.
Rahayu, A. et al. (2018) Study Guide - Stunting dan Upaya Pencegahannya, Buku stunting dan upaya pencegahannya.
Sulistyawati (2021) ‘Buku Ajar Global Health’, CV Mine, p. 248. Available at: http://eprints.uad.ac.id/27863/1/BUKU AJAR GLOBAL HEALTH_compressed %281%29.pdf.
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (2023) ‘Daftar Prevalensi Balita Stunting di Indonesia pada 2022’, Katadata Media Network, (2022), pp. 1–11.
Winanti, P.S. (2020) ‘CATATAN Diskusi Buku Kesehatan Global’.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun