Mohon tunggu...
susan Octavia
susan Octavia Mohon Tunggu... Konsultan - mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Reaksi Uji LIPID dan Penentuan Bilangan Iodium

12 Juni 2024   19:07 Diperbarui: 12 Juni 2024   19:11 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TUJUAN

1. Untuk mengetahui kelaurtan yang terbentuk pada uji kelarutan minyak

2.Mnegetahui volume titrasau saat mencapai titik akhir

Lipida (dari kata Yunani, Lipos, lemak) dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipida" mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik_nonpolar dan hidrofob, yang esensial dalam menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform.

Lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam sertatak larut dalm air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatuhidrokarbon atau dietil eter. Lipid berbeda dengan biomolekul lain yang ada dialam (karbohidrat, protein, dan asam nukleat), yaitu bahwa lipid bukanlah suatu polimer. Lemak dan minyak merupakan salah satu kelas dalam lipid. Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau trigliserol. Perbedaan suatu lemak dengan minyak bersifat sebarang: pada temperature kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair (Fessenden, 1982).

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hamper semua lipid. Asam lemak adalah asam organic berantai panjang yang mempunyai atom karbondari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger 1982).

ALAT

Tabung reaksi

raktabunerlenmeyer

corong kaca 

beaker glass

buret

gelas ukut

pilet tetes

statif dan klem

BAHAN 

Natrium tiosulfat 

klorofom 

etanol

eter

minyak

kalium iodida

larutan iod hanus

laurtan amilum

alkohol

PROSEDU KERJA 

Penentuan Bilangan Iodium
Penentuan Bilangan Iodium

TABEL HASIL PENGAMATAN

20240612-184511-66698bffed641506b34684e2.jpg
20240612-184511-66698bffed641506b34684e2.jpg

PEMBAHASAN

Penentuan bilangan atau angka peroksida didasarkan pada pengukuran sejumlah iod yang dibebaskan dari kalium iodida melalui reaksi oksidasi oleh peroksida pada suhu ruang di dalam medium asam asetat atau kloroform. Proses oksida ini dapat berlangsung jika terjadi kontak atau sentuhan antara sejumlah oksigen dengan minyak dan lemak. Minyak kelapa sawit yang berkualitas baik menurut SNI 3741: 2013 mempunyai angka peroksida tidak lebih dari 10 meq/kg.

Untuk melakukan percobaan ini hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan 3 buah erlenmeyer dan sampel minyak sawit yang telah dipakai beberapa kali atau minyak jelantah. Dalam percobaan ini sampel minyak jelantah yang kami gunakan berwarna coklat pekat. Selanjutnya ditimbang sebanyak 5 gram pada masing-masing erlenmeyer. Dimana diperoleh massa pada erlenmeyer 1 sebesar 5,013 gram, pada erlenmeyer 2 massanya sebesar 5,006 gram, Erlenmeyer 3 massanya sebesar 5,011 gram.

Selanjutnya, pada masing-masing erlenmeyer yang telah berisi sampel minyak, ditambahkan 30 mL larutan asam asetat-kloroform (larutan tak berwarna) sehingga terbentuk 2 lapisan, pada lapisan atas larutan berwarna kuning kecoklatan sedangkan lapisan bawah laruan berwarna kuning muda.. Kemudian digoyang-goyangkan hingga sampel minyak terlarut sempurna. Sehingga terbentuk larutan berwarna kuning kecoklatan yang homogen, artinya minyak telah larut sempurna. Fungsi penambahan larutan asam asetar- kloroform yaitu memberikan suasana asam dan sebagai pelarut senyawa non polar. Minyak terlarut dalam larutan tersebut karena minyak merupakan kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang

terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar misalnya, Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut tersebut karena minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut.

Setelah itu ditambahkan 0,5 mL larutan KI jenuh (larutan tidak berwarna). Fungsi penambahan KI jenuh adalah untuk menentukan bilangan peroksida, karena KI akan dioksidasi peroksida menjadi 1 oleh peroksida Semakin banyak iod (12) yang dibebaskan maka semakin banyak peroksida dari dalam minyak.

Setelah ditambahkan larutan KI jenuh, kemudian campuran didiamkan selama 20 menit sambil sesekali digoyangkan. Sehingga terbentuk larutan berwarna jingga. Fungsi pendiaman selama 20 menit dan sesekali digoyangkan yaitu agar reaksi oksidasi berjalan sempurna. Dimana larutan KI jenuh akan teroksidasi oleh peroksida dari minyak dan membebaskan iod. Terbentuknya iod ditandai dengan perubahan warna menjadi kekuningan.

Kemudian setelah 20 menit, ke dalam masing-masing labu Erlenmeyer ditambahkan 30 mL. aquades (cairan tak berwarna) yang bersifat polar. Fungsi penambahan aquades yaitu untuk memisahkan fasa air dan fasa organik. Dalam hal ini senyawa yang bersifat polar akan larut dalam aquades, namun iod yang dibebaskan tidak akan larut dalam air karena iod bersifat nonpolar dan larut dalam KI.

Setelah itu iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N (larutan tak berwarna) sampai warna kuning hampir hilang, sehingga terbentuk 2 fasa dimana bagian atas larutan menjadi larutan berwarna kuning kecoklatan. jernih sedangkan pada fasa bagian bawah berupa larutan berwarna kuning minyak. Larutan Na2S2O3 merupakan agen pereduksi yang biasa digunakan untuk mereduksi iod (12) menjadi ion I. Warna kuning hampir hilang karena iod bereaksi dengan Na Sâ‚‚O membentuk iodida. Titrasi dihentikan setelah warna kuning hampir hilang, setelah itu ditambahkan indikator larutan pati 1% (larutan tak berwarna) sebanyak 0.5 mL. Penambahan pati 1% berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui titik akhir titrasi. Pada percobaan ini larutan pati ditambahkan pada saat akhir titrasi mendekati titik ekivalen

KESIMPULAN

1.minyak akan larut dalam pelarut eter dan klorofom tetapi minyak tidak larut dalam pelarut alkohol

2.Volume titrasi mencapai titik ekivalen adalah 23.6 ml volume titrasi blanko 2.18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun