Belakangan ini santer pemberitaan mengenai perundungan, baik secara verbal, fisik, bahkan juga bisa dilakukan di media sosial. Bagi para orang tua jelas hal ini membuat cemas. Mengapa? Dampak negatifnya sungguh luar biasa terhadap kesehatan mental anak. Cemas, minder, hilang percaya diri, bahkan sampai depresi. Miris sekali bukan? Parahnya lagi, seringkali kasus-kasus perundungan terjadi di sekolah, seakan akan membuat sekolah bukan menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk menuntut ilmu. Semakin ke sini kekhawatiran itu semakin menjadi. Lalu bagaimana menyikapinya?
Persoalan perundungan merupakan masalah yang kompleks, semua pihak bertanggung jawab akan hal ini. Sebagai orang tua pun demikian perlu mengambil sikap yang tepat dalam rangka mengantisipasi terjadinya perundungan yang mungkin saja terjadi dimanapun berada dan kapanpun. Terus berupaya adalah langkah yang tepat dan mengajak anak untuk belajar beladiri menjadi salah satu cara antisipasi dan membangun mentalitas serta karakter anak itu sendiri. Mengapa? Berikut alasannya.
Semakin Percaya Diri
Belajar beladiri, belajar banyak hal tentang melindungi diri dari berbagai ancaman. Ketika anak memiliki keterampilan beladiri, misalnya menangkis, menendang, membanting, hingga teknik kuncian hal ini akan membangun kepercayaan diri anak itu sendiri. Ia akan merasa memiliki bekal tambahan jika harus berhadapan dengan hal-hal yang tidak diinginkan dan mengancam dirinya. Keterampilan beladiri ini sangat efektif digunakan. Ilmu bela diri juga mengajarkan tentang pengendalian diri. ini sangat  penting dalam menghadapi situasi perundungan karena dapat membantu untuk tetap tenang dan dapat mengambil keputusan yang bijak dalam situasi yang mendesak dan memanas.
Nilai-nilai Luhur Beladiri
"Belajar beladiri bukan untuk jadi jagoan, namun sebaliknya menjadi pribadi yang bijaksana"
Semakin tinggi ilmu seseorang semakin ia merunduk. Pepatah itu tepat rasanya jika dihubungkan dari nilai-nilai filosofis dalam suatu beladiri. Semakin tinggi tingkatan sabuk seorang praktisi beladiri, maka tak kesombongan itu pun akan semakin luntur. Ia akan semakin menjadi pribadi yang rendah hati dan bijaksana. Belajar beladiri bukan hanya soal menangkis, memukul, menendang, hingga membanting, namun lebih dari itu ada nilai-nilai luhur pembentukkan karakter edukatif. Nilai-nilai saling menghormati selalu ditekankan, saling membantu, menolong yang lemah, dan memperjuabgkan kebenaran. Hal ini sangat relevan dalam upaya meminimalisasi potensi perundungan yang ada. Orang yabg berhasil belajar beladiri akan mampu meredam emosi dan akan mampu berperilaku penuh dengan cinta dan kasih sayang.
Bagi para orang tua, meski kekhawatiran tentang perundungan begitu besar namun akan selalu ada titik terang bagi yang terus berupaya. Berupaya apa? Tentunya berupaya untuk mengantisipasi apabila perundungan terjadi pada anak tercinta. Berlatih dan belajar beladiri menjadi salah satu solusi tepat dan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H