Robert Gagne (1916-2002) adalah seorang psikolog pendidikan yang memelopori ilmu pengajaran pada 1940-an. Bukunya The Conditions of Learning, pertama kali diterbitkan pada tahun 1965. Buku tersebut mengidentifikasi kondisi mental yang diperlukan untuk pembelajaran yang efektif. Gagne menginisiasi ilmu pengajaran selama Perang Dunia II ketika dia bekerja dengan pilot pelatihan Korps Udara Angkatan Darat. Kemudian beliau mengembangkan serangkaian studi dan karya  yang diyakini sebagai instruksi yang tepat. Beliau menerapkan konsep pembelajarannya untuk pelatihan berbasis computer dan multimedia.
Gagne menciptakan proses sembilan langkah yang merinci setiap elemen yang diperlukan untuk pembelajaran yang efektif. Model ini berguna untuk semua jenis pembelajaran. Â Model belajar ini disebut Gagne's Nine Levels of Learning. Model belajar ini menyediakan daftar kegiatan dan Langkah-langkah bagi guru dan instruktu dalam kegiatan belajar. Setiap Langkah bertujuan untuk membantu proses belajar lebih mudah. Siswa mudan lebih mudah untuk terlibat dan fokus dalam kegiatan belajar.
Berikut ini adalah kesembilan tahap belajar tersebut :
- Menarik perhatian siswa agar siap dalam berpartisipasi dalam kegiatan belajar
- Menginformasikan tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui apa yang akan dipelajari.
- Mereview pengetahuan dari hasil belajar sebelumnya atau pengetahuan apa yang sudah dimiliki siswa
- Menyampaikan materi pembelajaran
- Memberi panduan, arahan, atau petunjuk kegiatan pembelajaran
- Memberikan rangsangan agar siswa memberikan respon
- Memberikan umpan balik. Umpan balik ini dapat berupa apresiasi dan motivasi untuk mendorong siswa
- Memberikan penilaian untuk mengukur apakah siswa memperoleh informasi yang disampaikan oleh guru dengan baik
- Meningkatkan retensi dan transfer.Â
Pada kesempatan ini, saya ingin merefleksikan betapa bergunanya Gagne's Nine Levels of Learning ketika saya sedang belajar di Fakultas Keguruan. Sebagai mahasiswa yang sedang belajar menjadi seorang guru, pengalaman mengajar pertama kali tentu pengalaman yang sangan mendebarkan. Walaupun hanya sebuah microteaching di dalam kelas kecil, yang diajarpun teman-teman sendiri, perasaan cemas, grogi tetap ada. Â Gagne's Nine Levels of Learning ini memungkinkan saya untuk menyiapkan kegiatan belajar mengajar dengan runtut dan detail. Semuanya dapat saya persiapkan sebelum kegiatan belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan ancar dan lebih terarah.
Persiapan yang detail dan baik sesuai Gagne's Nine Levels of Learning  mengurangi rasa cemas selama kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan  pengalaman mengajar saya, kecemasan bisa menular. Ketika saya mengajar di kelas dengan kegiatan yang tidak runtut, saya menjadi cemas. Hal itu berakibat pada kegiatan belajar mengajar yang berantakan dan tidak terarah.  Kegiatan belajar mengajar yang tidak terarah merupakan kondisi yang tidak baik bagi siswa untuk menerima informasi. Dengan demikian, tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Secara sekilas, Gagne's Nine Levels of Learning adalah proses yang kaku, rumit dan panjang untuk diterapkan dalam satu pertemuan. Namun proses tersebut diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.  Secara garis besar, saya merefleksikan Gagne's Nine Levels of Learning ini dalam tiga tahap. Pada tahap awal, siswa perlu menyiapkan diri dan mengetahui tujuan pembelajaran  agar siswa fokus pada satu titik dalam berpikir dan menerima informasi. Pada tahap penyampaian materi, siswa perlu instruksi dan panduan yang jelas dari guru. Hal ini bertujuan agar kegiatan terarah. Siswa pun dapat berpikir secara runtut. Dengan berpikir secara runtut, siswa mampu berpikir secara kritis dalam memberikan respon.  Pada tahap akhir, terdapat umpan balik dan penilaian. Hal ini berguna untuk mengukur apakah tujuan belajar tercapai atau tidak.
Demikian refleksi saya mengenai penerapan Gagne's Nine Levels of Learning dalam pengalaman mengajar saya.
Referensi :
Lapaas. 2021. Ultimate Guide to Gagne's Nine Levels of Learning. [www page] Ultimate Guide to Gagne's nine levels of learning - (lapaas.com)
Diakses pada : 20 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H