Lamunan gue buyar saat A'la Carte Menusetengah dibanting di meja sambil pena diketukkan. "Oh maaf, saya memesan Chocolate panas sambil nunggu teman-teman lain." jawab gue santai tanpa menoleh sedikitpun ke daftar menu yang disodorkan lelaki berwajah bule penampilan perlente rapih yang sulit untuk dikatakan pelayan. Menurut gue, dia adalah pemilik yang akhirnya turun tangan akibat pengunjung Cafe yang mulai ramai berdatangan. Gue kembali fokus mengelap botol-botol selai cokelat gue yang ikut kehujanan dengan tissue di meja. "Excuse-moi ?" tanya lelaki itu bingung. Oh God, habislah gue, logatnya seperti mengulang kejadian empat tahun lalu. Masa gue ketemu Parisien lagi?? I wanta cup hotchocolate,while waiting fora friend please." Jawab gue. "Excuse-moi mademoiselle, je ne peux pas parler anglais.." jawabnya (maaf nona saya tidak bisa berbahasa Inggris). Akhirnya gue menunjuk ke menu beverages-wine urutan ke 6 dari atas. "combien?" tanya lagi. Gue mengancungkan telunjuk tangan kanan gue..merci!" gue menjawab dengan senyuman.
"Maaf bu, nanti minumannya kami buatkan yang baru saja. Maaf atas kecerobohan saya."Kata seorang waitress agak panik dan cukup menarik perhatian sebagian besar pengunjung Cafe. Tumpahan segelas fresh lemonade menodai taplak putih di meja pengunjung pojok kanan yang tak jauh dari hadapan gue. Wanita itu menjawab ramah seperti mengisyaratkan tidak masalah dan terlihat berpelukan mesra dengan tatapan lembut kepada lelaki muda di sampingnya, yang mungkin seusia gue. Hampir 5 menit mereka beradu pandang, dan pria itu mengecup mesra kening tante Ling. Hah??? itu tante Ling, benar sekali. Tak lama setelah aku menyadarinya, kami saling bertatapan. Wanita itu kelihatan pucat pasi, sedangkan gue sama sekali tidak menggubris panggilan masuk dari Lulu. Pranggggg... Botol selai cokelat gue terjatuh seketika dari tangan gue yang kedinginan, gemetaran dan panik luar biasa.