Urgensi Pendidikan Pancasila di Era 4.0

Revolusi industri 4.0 adalah berkembangnya teknologi dengan cepat. Banyak sekali keuntungan dari revoulusi industry 4.0 diantaranya adalah banyak tersebarnya industry diberbagai kota, cepatnya tersebar informasi.  Namun,  ada sisi negative dari revolusi 4.0 yaitu dikriminasi, cepatnya tersebar informasi ke berbagai lapisan masyarakat yang menyebabkan banyak orang langsung mempercayai berita tersebut tanpa tau benar atau tidaknya berita tersebut. Dan hal tersebut juga dapat membuat terjadinya perpecahan dikalangan masyarakat. Oleh karena itu Pendidikan Pancasila sangat penting di era revolusi saat ini, agar masyarakat dapat mencari tau benar atau tidaknya berita tersebut dan  tidak mudah mempercayai informasi yang didapat.

Solusi dari permasalahan tersebut yaitu dimulai dari diri sendiri dengan memahami pentingnya Pancasila dan menerapkan  nilai-nilai Pancasila  dalam kehidupan sehari-hari. Contoh menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu: Sila pertama saling menghormati kebebasan beribadah antar umat beragama, Tidak memaksa suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain. Sila kedua turut serta dalam kegiatan kemanusiaan, mengembangkan sikap tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain. Sila ketiga rela berkorban demi kepentingan  bangsa dan negara, bangga menjadi bangsa Indonesia dan bertanah air. Sial keempat tidak memaksakan kepentingan orang lain, mengutamakan budaya musyawarah dan mengambil keputusan yang mufakat, bermusyawarah sampai menghasilakan hasil yang mufakat denagn semangat kekeluargaan. Sila kelima bersikap adil terhadap sesame, menghargai dan menghormati orang lain, menghormati hak-hak orang lain, melakukan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan umum dan orang lain.

Maka, jika kita dapat menerapakan nila-nilai Pancasila diatas maka tidak terjadi  perpecahan antar masyarakat  di Indonesia. Dan terjalin hubungan yang harmonis antar masyarakat. Maka kita harus menerapkan nilai- nilai tersebut akan tercipta kerukunan antar masyarakat.