Mohon tunggu...
Sandi Susandi
Sandi Susandi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa tingkat akhir sekaligus Pemred di Setengahnalar.id

Pengangguran berlebel mahasiswa Yu follow iG : susandi48 Web : Setengahnalar.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gunung Menjadi Tempat Pengasingan Terbaik Saat Ini

11 Juni 2019   10:52 Diperbarui: 11 Juni 2019   11:00 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Guntur (dokpri)

Alhamdulillah dengan Rahmat Alloh yang maha kuasa dan berkhat teman saya yang bersedia meminjamkan tetring hotspotnya sehingga terciptalah suatu  narasi ditengah semakin majunya peradaban dan semakin pahitnya dunia percintaan .

Seseorang pada akhirnya akan menarik diri dari keramaian, kemudian memilih jalan sepi. Memasuki hutan dan membiarkan dirinya hilang dan baginya itulah kebahagiaan.

 Itulah sedikit ucapan dari boy Candra yang menggambarkan bahwa manusia itu membutuhkan ketenangan sekedar menghindari penat dari sesaknya aktivitas perkotaan . Begitupun dengan saya selaku mahasiswa semester enam . Dimana pada saat ini sedang di hadapkan pada tugas yang sangat berat, satu sisi harus membereskan persoalan masa lalu dan harus kritis terhadap persoalan masa kini, di sisi lain sayapun mempunyai impian-impian masa depan untuk di wujudkan.

Bagi saya pengalaman tersebut memang sudah hampir akrab, dimana setiap harinya di sela konflik batin yang terus terjadi, dan juga tuntutan system' dimana saya harus terus kuliah, lulus , bekerja lalu mati. Alangkah tak berfaedah hidup ini. 

Ya memang terkadang harus diakui bahwa froblema Manusia memang problema yang menarik. Ragu,ketidaktentuan, merupakan salah satu unsur yang melekat pada kehidupan seorang Manusia. Cemas, ragu-ragu, keunikan-keunikan pribadi, terjepit oleh pilihan-pilihan yang semuanya jelek; merupakan keadaan yang sering tak bisa kita hindarkan.

Apa-apa yang di ungkap oleh falsafah eksistensialisme itu tercermin dengan jelas dalam drama "pelacur" karya JP Sartre. Alangkah  menariknya karya sartre ini dan betapa rumitnya Manusia itu. Karena itu tidak mungkin kina mengenal dengan tepat kawan kita yang paling akrab sekalipun, sebab untuk Manusia tidak ada ukuran obyektif yang sepenuhnya bisa di pakai dengan berhasil. 

Manusia itu unik dan penuh dengan subyektivitas. Dan ini tidak bisa di hindarkan selama kita masih bernama Manusia. Kita boleh memberontak dan meradang pada nasib, tapi pemberontakan dan peradangan itu sendiri adalah buah dari subyektivitas. Dari alasan inilah gunung merupakan tempat curhat sekaligus pengasingan terbaik bagi para jiwa yang sedang di landa gabutnya kehidupan. 

Dimana di sini kita bisa sejenak menghela napas panjang ditengah sejuknya udara Alam, sekedar melepas keletihan di temani indahnya pemandangan, meredakan segenap dendam, sambil meniti masa silam dan bersiap melayani hari - hari esok yang panjang. 

Meskipun payung teduh berkata tak perlu tertawa atau menangis pada gunung dan laut, karena gunung dan laut tak punya rasa . Tapi tak apalah lebih baik curhat ke gunung dari pada ke mantan karena sejatinya mantan jauh tak berperasaan

Selain gunung merupakan tempat terbaik untuk mengobati penatnya kehidupan. Bagi saya mendaki gunung merupakan cara terbaik dalam menghargai hidup ini. Karna dari perjalanan inilah kita dapat belajar mengikis kesombongan dan juga keegoisan yang ada dalam diri kita . Sepulang dari sini kita akan siap menjalani Aktivitas kehidupan kita dengan baik karena dari sini banyak sekali pelajaran yang di dapatkan atau bahasa kerennya mengambil hikmah dari setiap perjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun