Distorsi kognitif merupakan tindakan berpikir secara berlebihan secara tidak rasional sehingga dapat menyebabkan gangguan psikologis tertentu. Kognitif sendiri berasal dari bahasa Latin abad pertengahan yakni cognitvus, atau cognit yang artinya di-kenal. Lalu, distorsi bermakna tindakan memutar atau mengubah sesuatu dari keadaan awal sebenarnya atau aslinya.
Perlu dipahami lebih lanjut, distorsi kognitif merupakan kesalahan logika dalam menafsirkan sesuatu serta kecenderungan berpikir yang tidak rasional. Distorsi kognitif sangat berpengaruh dari suasana hati Anda pada saat itu yang sedang merasakan emosi tertentu.
Apabila hal tersebut berlarut-larut dan tidak segera Anda hentikan, maka dapat memengaruhi kondisi emosi yang akibatnya mampu bermanifestasi dalam perilaku Anda.
Hal itu sejalan dengan kebiasaan yang orang-orang lakukan ketika hendak mengambil keputusan, karena keputusannya tercampur baur dengan keadaan emosi dengan dasar distorsi kognitif. Karena ketika suasana hati seseorang sedang tidak baik, maka otaknya lebih berfokus pada ancaman. Sehingga amygdala (otak emosi) lebih berperan menonjol dalam menguasai daripada otak logika (prefrontal cortex)
* Apa itu Catastrophizing?
Salah satu distorsi kognitif yakni Catastrophizing, atau pikiran bencana. Jenis pemikiran ini membuat seseorang takut atau menganggap sesuatu yang paling buruk ketika menghadapi hal yang tidak atau belum mereka ketahui.Â
Layaknya ketika seseorang mengalami bencana, kekhawatiran biasa bisa dengan cepat meningkat dan meningkatkan kecemasan akibat dari usaha perlindungan diri.
* Penggambaran
Ketika seseorang mendapat gaji dan gaji tersebut akan ia terima melalui cek yang akan terkirim lewat kantor pos, namun ia menunggu-nunggu terus dengan gelisah sebab pikirannya takut cek tersebut tidak terkirim.Â
Seseorang dengan catastrophizing ini akan mulai takut cek ini tidak akan tiba tepat pada waktunya sehingga ia takut memengaruhi hal lain yang sudah ia rencanakan di dalam kepalanya.
* Faktor Lain
Distorsi kognitif akan semakin kuat bila adanya stimulus eksternal yang masif dan hadir pada seseorang. Seperti mendapat informasi negatif dari media massa atau dari sumber lainnya.Â
Begitu pula saat seseorang berada dalam lingkungan yang menguatkan cara berpikirnya yang salah, seperti orang-orang yang mendukung pikiran berlebihan yang buruk serta irasional tersebut. Lingkungan inilah yang bisa disebut sebagai lingkungan yang tidak sehat karena dapat memberi pengaruh negatif terhadap kita secara tidak langsung.
* Refleksi Diri
Ingat! Tidak ada yang salah dengan perasaan yang Anda miliki, karena perasaan itu valid untuk Anda dan karena memang perasaan Anda. Perasaan tersebut nyata dan dapat terasa oleh Anda, akan tetapi belum tentu sama dengan orang lain. Perlu Anda sadari, bahwa pemikiran yang Anda pikirkan belum tentu sepenuhnya benar. Terlebih lagi dalam keadaan suasana hati yang sedang tidak baik dan stabil, yang mana emosi cenderung lebih berperan menonjol daripada logika.Â