Setiap orang Indonesia pasti dapat berbahasa Indonesia. Namun, saya yakin tak banyak yang paham penggunaan bahasa Indonesia. Tak mengapa, toh fungis bahasa Indonesia adalah berkomunikasi.Â
Asal mitra tutur paham, tak masalah. Namun, akan menjadi masalah ketika bahasa digunakan sebagai media menyampaikan informasi dalam forum resmi atau ilmiah.Â
Akan menjadi lucu jika  brosur-brosur atau poster layanan masyarakat ditulis tanpa memperhatikan kaidah penulisan bahasa bangsa sendiri. Malu oey! Saat ini banyak sekali media daring yang memungkinkan semua masyarakat menjadi jurnalis.Â
Bahasa bekennya citizen journalism. Sayangnya, masih banyak sekali "masyarakat jurnalis" yang asal ketika nulis.Â
Apa saja sih kesalahan berbahasa yang kadang tidak kata sadari?
Baca juga : "Kita" yang Memiskinkan Bahasa Indonesia
1. Penggunaan Di yang Dipisah dan Dirangkai
Dalam bahasa Indonesia, bentuk "di" memiliki dua fungsi, yaitu sebagai kata depan dan sebagai imbuhan. Bagaimana penulisan "di" yang benar? Penulisan "di" yang benar tentu saja sesuai fungsinya. Di sebagai kata depan ditulis terpisah.Â
Di sebagai imbuhan ditulis dirangkai. Bagaimana membedakannya "Di" sebagai kata depan menyatakan keterangan waktu dan diikuti kata benda, sementara "di"sebagai imbuhan diikuti kata kerja.
Contoh "di" sebagai kata depan:
di pasar
di meja
di bawah bantal