Untuk dapat berdaya dengan kekuatan sendiri, KPM haru dibantu untuk mengenali potensi yang dimiliki. Potensi inilah yang nantinya harus diasah dan dikembangkan sehingga mereka bisa mandiri dan berdaya. Petugas KPH harus jeli dan dapat mengarahkan KPM menggali dan menangkap potensi. Selanjutnya, petugas KPH berusaha memberi pelatihan juga dukungan.
Ikhtiar Bebas dari Kemiskinan
Setelah menemukan potensi yang bisa dikembangkan, tugas utama pendamping PKH adalah meyakinkan bahwa KPM bisa berdaya dengan potensi yang dimiliki. Di sini petugas dapat mendampingi dan membimbing KPM menggunakan fasilitas-fasilitas permodalan yang memang diperuntukan bagi rakyat miskin.
Mentalkan Mental Miskin
Ini yang paling penting, mementalkan mental miskin. PKM harus disadarkan untuk merasa malu menjadi miskin. Suprevisor dan pendamping PKH harus membuang jauh mental miskin yang dipunyai PKM. PKM harus diedukasi agar senantiasa berusaha mencapai penghidupan yang layak dan berhenti mengandalkan bantuan dari pemerintah. Jika mental miskin ini sudah mental, niscaya akan mudah membuat PKM yang merasa lebih baik ekonominya mengajukan graduasi.
Kemiskinan bukan hal yang salah. Namun, membiarkan hidup selalu dirundung miskin itu tidak bisa dibenarkan. Semoga melalui Program Keluarga Harapan ini rantai kemiskinan di Indonesia dapat diputus untuk Indonesia lebih baik.
Sumber Rujukan
Kementerian Sosial RI. 2018. Struktur Pendampingan PKH. Jakarta: Kemensos RI
Kementerian Sosial RI. 2018. Pengetahuan dan Kebijakan Pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Jakarta: Kemensos RI
Kementerian Sosial RI. 2019. Buku Pedoman Pelaksanaan PKH. Jakarta: Kemensos RI
https://www.kemsos.go.id/berita/mendesain-graduasi-mandiri-kpm-pkh