Mohon tunggu...
Sonya Alkorisna
Sonya Alkorisna Mohon Tunggu... Guru - Sator Arepo Tenent Opera Rotas

DoubleO and family is Evrything

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Surat untuk "2021" dari Memes, Papua

31 Desember 2020   12:22 Diperbarui: 1 Januari 2021   10:25 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis surat bagi saya di pedalaman Papua, tepatnya Kampung Memes, Distrik Venaha, Kabupaten Mappi, sudah biasa. Sampai sekarang hal itu rutin dilakukan untuk menanyakan kabar pun berbagi informasi dari grup medsos Gugus Tugas Papua UGM dan Dinas Pendidikan Mappi. Hal ini karena beberapa kampung dalam distrik saya bertugas belum berjaringan telepon dan internet.

Beberapa kumpulan surat dari rekan untuk Guru Memes (Dokumen pribadi)
Beberapa kumpulan surat dari rekan untuk Guru Memes (Dokumen pribadi)
Jika ketika menulis surat kepada rekan kerja, saya menggunakan cara klasik (tulisan tangan di kertas) dan dititip lewat masyarakat yang kebetulan lewat menggunakan ketinting (perahu kayu bermesin). 

Surat untuk "2021" yang ramai ditulis Kompasianer berisi harapan pada tahun baru 2021 untuk semua, merupakan surat pribadi modern pertama. Dikatakan demikian, karena saya menulisnya dalam jaringan internet dan terbuka untuk dibaca semua massa.

Masyarakat Kampung Memes menggunakan ketinting ke kampung tetangga dan saya menitip surat ketika itu. (Dokumen Pribadi)
Masyarakat Kampung Memes menggunakan ketinting ke kampung tetangga dan saya menitip surat ketika itu. (Dokumen Pribadi)

Oh iya. Sebelum berlanjut supaya tidak ambigu. Secara gamblang saya sampaikan bahwa jarak antara kampung di wilayah saya mencapai ratusan km, tersebar di antara wilayah berawa. 

Kemudian menjadi kendala dalam pemerataan pembangunan khususnya konektivitas, sehingga meski satu distrik tidak semua kampung memiliki jaringan telepon pun internet. 

Adapun tempat saya menikmati jaringan telepon dan Internet pertama kali 28 Februari 2020, tepat 6 bulan setelah saya bertugas. 

Ketika itu rasanya bahagia, sebab 6 bulan tanpa jaringan telepon dan internet cukup membuat 3 buku diary saya full berisi kisah kasih ketika tanpa kabar dengan keluarga dan absen di Kompasiana tercinta.

Potret sedang menunggu surat balasan dari rekan, yang spakat di surat hendak libur bersama. Lokasi: ibu kota Distrik Venaha (dokumen pribadi)
Potret sedang menunggu surat balasan dari rekan, yang spakat di surat hendak libur bersama. Lokasi: ibu kota Distrik Venaha (dokumen pribadi)
Selanjutnya mari bacakan surat cinta saya untuk 2021, sekaligus penutup tulisan terakhir tahun 2020 di Kompasiana untuk kompasianer.

***

Memes, Papua, 31 Desember 2020

Ytc. 2021
di Masa Depan

Hai 2021, bagaimana keadaanmu? Akhirnya sesaat lagi aku ke masamu. Semoga kutemui sedang apik menata sukacita untuk setiap insan yang mengharapkan hal indah bersamamu dari 2020. 

Oh ya, kabarku saat ini sedang kasmaran dalam syukur untuk berkat berlimpah yang aku terima dari belahan jiwamu 2020. Terima kasih yah, dia telah memberi pengalaman berkesan pada tiap insan supaya senantiasa waspada. Terima kasih juga, untuk segala yang boleh aku miliki dalam keadaan utuh untuk maju menujumu yaitu keluarga, sahabat dan kekasih hati.

2021 tercinta, maksud surat pertama untukmu adalah menyampaikan harapan dariku. Sekadar menegasakan, aku seorang perantau yang tengah betah di tanah indah Papua sepanjang 2020. Menepis setiap gunda persis di luar sana yang tengah gulana akibat Covid-19 yang menyita lebih dari separuh waktu 2020. 

Caraku, meyakinkan sesama pedalaman dan berdamai dengan keadaan di tempat ini untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, hingga akhirnya ilmuwan dunia menemukan vaksin. Vaksin itu harapan tiap insan agar kembali produktif dan itu menjangkau Indonesia tepat pada masamu, 2021.

Bermula dengan sukacita adanya vaksin Covid-19, harapanku mekar. Semoga 2021, segala pekerjaan tertunda menjadi tuntas, dukacita berganti sukacita, harapan hati dapat tercapai dan resolusi berjalan pasti. 2021, meski harapan itu mengambang, aku bertekad akan buktikan dengan tindakan. Biar engkau dan semesta menyaksikanya dihadapan keluarga serta siswa Papua tercinta semata untuk Pencipta.  

2021 tercinta, harapanku berlaku untuk semua yang ada, termasuk crew platform kompsiana dan pembaca setia yang mengingatkan aku menulis surat cinta untukmu dan berani menaruh harap. Sama sepertimu, semoga kami saling menerima dan menjalankan hari dengan cinta. Dengan demikian, kami lapang dada menerima kenyataan apakah harapan kami kemudian sesuai pun tertunda sembari sukacita. Persis seperti hari ini hati menantimu.

2021 tercinta, sekian surat penuh harapan untukmu, yang aku dan semua insan nanti penuh harap akan genap. Mohon maaf bila terlampau bertele-tele. Akhirnya selamat datang tercinta.

Sahabatmu,

S. Alkorisna (DoubleO)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun