Mohon tunggu...
Sonya Alkorisna
Sonya Alkorisna Mohon Tunggu... Guru - Sator Arepo Tenent Opera Rotas

DoubleO and family is Evrything

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Karier Pemenang Hidup

25 November 2020   09:50 Diperbarui: 25 November 2020   12:20 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjalani karier sesuai yang diimpikan dan menjadi cita-cita pasti menyenangkan. Setiap harinya dapat dibayangkan pasti selalu antusias seperti melalui hari bersama orang tersayang. Semua itu terjadi alami, sehingga segala tantangan hanya sebagai warna memperindah segalanya.

Hal serupa, tidak dirasakan oleh beberapa orang yang harus menjalani karier  sambil perang rasa terpaksa dengan tulus. Ini karena berkarier dalam 'profesi terpaksa' buah jalan tengah situasi dan kondisi pelik. Awal hal itu berupa jalan kebaktian seseorang yang berusaha mengerti sambil mencari makna dibalik jalan yang sama sekali tidak di hati. Dampak dari hal ini menyebabkan kegalauan setiap melewati titik terendah yang kerap menghakim diri seperti kerbau dicocok hidung.

Mengatasi segala yang telah terjadi agar tidak melukai batin pun mengobatinya adalah mengubah pola pikir.  Jika semula menganggap yang terjadi adalah keterpaksaan (demikian adanya), cobalah memaknainya sebagai  panggilan hidup terbaik yang tidak terpikirkan oleh diri sendiri. Tuhan mengizinkan itu terjadi melalui situasi dan kondisi yang terjadi.

Pola pikir lainnya adalah semua yang terjadi karena, siapapun kamu, kamu sanggup berdamai dengan panggilan hidupmu. Perluh diketahui, hal serupa dialami oleh orang-orang hebat di sekitar yang terlihat enjoy dengan profesi mereka. Dengan perkataan lain, kamu tidak sendiri. Termasuk saya :).  

Menguatkan pernyataan kamu tidak sendiri, saya pernah sharing dengan sejawat,  7 dari 10 ternyata berkarir dengan profesi tidak sesuai cita-cita karena berbagai hal termasuk yang telah diutarakan. Cara mereka mengatasinya dengan mengubah pola pikir, sama seperti yang baru saja kamu baca. Ingat yah,  kekuatan pola pikir itu ditentukan oleh diri sendiri. Bagaimanapun kisahmu, hidupmu harus bermakana dan berguna bagi semesta dengan berbagai cara termasuk  berkarier seumpama orang yang berkisah beruntung.

Kisah yang terjadi menjadi pelajaran berharga dan menjadi inspirasi berbagi kasih bersama tersayang sesuai vesimu. Versiku berbagi dalam rangkaian kata perwakilan batin yang telah damai. Kali ini bertepatan dengan Hari Guru Nasional ke- 75. Guru yang berkarier menjadi penggerak untuk memajukan semesta dengan sukacita, ada yang berkisah serupa. Belajar dari guru atau siapun termasuk dirimu sendiri, lanjutkan karier apapun yang diizinkan dan dipercayakan padamu saat ini. Kamu sejatinya pemenang hidup.


Selamat Hari Guru untukmu Pemenang Hidup dan kamu dimanapun berada.

***

Salam Hangat.
(Mappi Papua, 25 November 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun