Bila disuruh menjelaskan perasaan sedang jatuh cinta, saya selalu teringat lagu lawas yang dipopulerkan oleh Raja Rock & Roll yang berasal dari USA dan telah lama meninggal, Elvis Presley yang berjudul “ Can’t help falling in love”, film produksi Inggris yang baru saja tayang di Netflix yang berjudul “Lady Chatterley’s lover” ini, sangat pas menterjemahkan lirik lagu tersebut kedalam visual yang diceritakan sepanjang film, apalagi didukung dengan cinematography yang menonjolkan alam pedesaan yang sering diguyur hujan membuat drama percintaan ini menjadi semakin romantis.
Film drama ini mengisahkan tentang cinta terlarang sepasang kekasih yang masing-masing masih terikat perkawinan dengan orang lain dan mempunyai perbedaan status sosial yang menyolok antara seorang perempuan usia awal tigapuluhan dari keluarga aristokrat kalangan atas kota London yang saat baru menikah, suaminya harus pergi ke medan perang dan terluka yang menyebabkan kakinya lumpuh, dengan seorang lelaki yang hidup sendiri karena ditinggal istrinya untuk lelaki lain.
Karena kondisi fisik suaminya yang cacat, dia menerima saat diajak pindah ke desa untuk mengelola perkebunan dan peternakan milik keluarga suaminnya, mereka dikenal sebagai Mr. & Mrs. Chatterley. Lady Chatterley selalu meyakinkan orang di sekelilingnya bahwa mereka masih mempunyai kesempatan untuk memiliki keturunan walau suaminya lumpuh hampir setengah badan dan mengandalkan kursi roda, tentu untuk melindungi harga diri suaminya dan menutupi dirinya yang tidak bahagia dalam pernikahan karena ketidakmampuan suaminya di atas ranjang.
Mereka merekrut pekerja dari penduduk sekitar desa yang salah satunya lelaki veteran perang yang sedang patah hati karena dihianati oleh istrinya dan dia lolos wawancara menjadi penjaga peternakan ayam yang mendapat fasilitas tempat tinggal yang tidak jauh dari tempat tinggal pasangan kaya tersebut. Lady Chatterley sudah terkesan saat pertama melihat lelaki itu dan selalu mencari kesempatan untuk bertemu dengannya apalagi setelah tahu, lelaki itu hanya tinggal seorang diri, kemudian sering datang menemuinya diam diam.
Kedua sejoli ini kasmaran seperti remaja yang baru pertama kali jatuh cinta dan berusaha saling bertemu tiap mempunyai kesempatan sampai lupa bahwa hubungan itu tidak akan direstui dunia karena status pernikahan mereka apalagi setting film ini mengambil masa awal tahun 1900 yang mengganggap keluarga di atas segalanya dan di daerah pedesaan yang semua penduduknya saling mengenal satu sama lain sehingga membutuhkan waktu yang tak lama, hubungan perselingkuhan mereka menjadi gossip masyarakat dan sampai kepada Mr. Chatterley.
Lewat adegan pertengkaran kedua suami istri tersebut, kita mengetahui kalau mereka mempunyai kesepakatan tidak tertulis bahwa Mr. Chatterley mengijinkan istrinya berhubungan intim dengan lelaki lain agar mereka mempunyai keturunan tapi dari lelaki asing diluar lingkungan mereka tapi rencana tersebut berantakan karena Lady Chatterley tulus mencintai lelaki penjaga kandang ternak mereka dan sedang mengandung anaknya, kemudian memilih meninggalkan suaminya untuk hidup bersama lelaki miskin itu walau harus mengorbankan kehidupannya yang nyaman.
Ending film ini menjelaskan, kisahnya bukan lah cerita perselingkungan tapi love story, tentang cinta sejati yang menemukan belahan jiwa atau soulmate setelah pernah gagal menjalin cinta dengan orang lain dan menegaskan bahwa belahan jiwa tidak selalu cinta pertama tapi tak semua orang beruntung bisa menemukannya….
Saya berikan score 8/10 untuk film ini karena chemistry yang kuat antara kedua aktor utama yang dimainkan oleh Emma Corrin dan Jack O’Connell, keduanya merupakan aktor Inggris yang berperan dengan gemilang menjadi dua sejoli yang dimabuk cinta dan plot ceritanya yang bisa menjaga tune sampai akhir film serta suguhan cinematography yang Indah.
Oh iya dilarang nonton film ini bersama anak dibawah umur yaa karena memang diberikan untuk kategori penonton di atas usia 18 tahun, kalau saya hanya sendirian saat menontonnya hahaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H