Mohon tunggu...
Susan Limbong
Susan Limbong Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila Telah Hilang

14 Desember 2023   21:44 Diperbarui: 17 Desember 2023   11:27 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Susan Limbong, IKM-1, Semester 1, Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Seringkali kita melihat problematika kehidupan di zaman sekarang terutama dalam kehidupan bermasyarakat. Namun kini cara penyelesaian masalah itu tidak lagi berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila. Banyak kita jumpai dimasyarakat ketika terjadi kasus atau sejenisnya yang di mana penyelesaian tersebut bisa dilakukan dengan cara yang baik, namun sekarang banyak masyarakat yang menyelesaikan masalah itu dengan kekerasan atau bisa dikatakan juga dengan main hakim sendiri. Di mana nilai-nilai Pancasila itu? Yang katanya kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Bukan itu saja, masih banyak problematika kehidupan yang menghilangkan nilai-nilai Pancasila di Indonesia. Salah satu kasus yang trend saat ini adalah kasus penghinaan agama. Ada seseorang TikTokers yang bernama Elia Myron, yang di mana ia meminta untuk merubah isi Al-Qur'an. Saat ini Elia menjadi bahan perbincangan para pemuda-pemudi islam dan bahkan para ulama juga yang ikut menanggapi Elia Myron. Kasus ini viral saat videonya beredar di kalangan media sosial, di mana Elia meminta kepada kepada Kementerian Agama untuk mereformasi Al-Qur'an untuk keberlanjutan dan kerukunan umat beragama. https://vt.tiktok.com/ZSNXK9TSE/

Hal ini membuat para umat Islam merasa tidak terima dan marah terhadap permintaan Elia. "Pada hakikatnya kitab suci Al-Qur'an tidak dapat diubah, karena Al-Qur'an adalah Kalamullah (firman dari Allah) dan isinya Murni dari Allah, sejak pertama turun belum pernah diubah isinya sama sekali, jadi isi Al-Qur'an tidak akan dapat diubah" ungkap para umat islam yang menanggapi Elia. "Katanya untuk kerukunan umat beragama, justru kamulah yang menghancurkan dan menimbulkan huru-hara di mana." Ungkap yang lainnya lagi. https://vt.tiktok.com/ZSNXKg5F3/

Selepas kasus itu Elia kembali membuat umat Islam semakin marah, lantas pada komentar yang ia tulis dalam sebuah videonya. "Setidaknya saya tak seperti nabi palsu, yang moralnya rusak dan isinya kosong." komennya dalam sebuah videonya. Hal itu membuat umat Islam makin merasa marah karena Elia secara tidak langsung menghina Nabi Muhammad Saw. Dan kasus ini masih berlanjut sampai sekarang dan ditambah dengan problem-problem agama yang diperdebatkan oleh Elia.

Kemudian banyak kasus yang paling sering terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, contohnya pelecehan seksual. Kasus ini merupakan salah satu pelanggaran dari nilai-nilai Pancasila yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Maraknya pelecehan seksual di Indonesia menandakan bahwa Pancasila memang sudah dilupakan atau bahkan tidak dihiraukan oleh masyarakat tertentu. Begitu sakitnya mereka rasakan sebagai korban, bukan hanya sakit tapi bahkan membuat diri mereka merasa tidak berharga.

Selain daripada itu, kasus yang sampai saat ini masih terjadi di Indonesia adalah Bullying. Bullying merupakan salah satu perbuatan yang benar-benar tidak berperikemanusiaan. Dari perilaku bullying lah yang dapat mendatangkan pelecehan, baik pelecehan verbal dan non-verbal. kasus ini biasa kita jumpai di sekolah, tempat kerja, kampus, di kalangan masyarakat, di rumah bahkan di sosial media. 

Dari kasus-kasus di atas dapat kita lihat bahwasanya nilai-nilai Pancasila benar-benar telah hilang dari Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berdasarkan Pancasila, dengan berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa , yang di mana perbedaan itulah yang menyatukan dan menguatkan Indonesia. Dengan sikap toleransi untuk menyatukan perbedaan dan menghindari konflik antar agama. Tapi sekarang bisa kita lihat bahwasanya beginilah sudah Negara kita.

Maka dari itu, hentikan pertikaian, tingkatkan toleransi demi kehidupan Negara dan perwujudan persatuan terhadap perbedaan yang ada. Dengan begitu kehidupan yang lebih baik, nyaman, tenteram di tengah perbedaan bisa terwujud dengan lebih mudah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun