Kegiatan perlombaan nasional yang diselenggarakan oleh KEMENRISTEKDIKTI melalui ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) diikuti oleh beberapa tim dari seluruh Universitas di Indonesia yang sebelumnya telah lulus seleksi pendaan. Salah satu Tim PKM Riset Eksakta (RE) Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang lolos pendanaan ialah tim yang digagas oleh Dinda Rizka Fatichah, Lia Fakila Nisa, dan Riyanti Raf'al Dini.
Melalui penelitian ini dikembangkan sediaan serum anti-aging yang mengandung nanopartikel emas ekstrak daun tin dalam meningkatkan proliferasi sel fibroblast dan penghambatan enzim elastase. Hal tersebut dilakukan karena mengangkat dari riset mengenai anti-penuaan yang saat ini menjadi topik menarik bagi umat manusia. Dalam survei yang dilakukan oleh JakPat bersama dengan ERHA Age Corrector pada April 2021, 76% wanita Indonesia melihat penuaan dini merupakan masalah yang serius, 60% responden wanita merasa kurang percaya diri karena gejala penuaan dini yang dialami. Penuaan dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu sediaan yang dapat membantu menghambat proses penuaan kulit.
Pada Riset ini, tim PKM RE yang digagas oleh Dinda Rizka Fatichah, Lia Fakila Nisa, dan Riyanti Raf'al Dini membuat sediaa serum anti-aging nanopartikel emas ekstrak daun tin yang dapat membantu penghambatan proses penuaan kulit. Hal ini dikarenakan kandungan flavonoid yang dimiliki daun tin utamanya adalah quercetin dan luteolin yang banyak memberikan manfaat dalam kesehatan salah satunya sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan daun tin dibuktikan dengan nilai IC50 sebesar 13,6 g/ml kategori kuat (Azza M. Abdel-Aty et al., 2019).Â
Selain itu, flavanoid yang terkandung dalam daun tin potensial untuk dikembangkan sebagai senyawa reduktor untuk biosintesis nanopartikel (Wahab et al., 2018). Nanopartikel emas merupakan salah satu bagian dari nanomaterial yang dapat diaplikasikan dalam sediaan farmasi karena memiliki toksisitas rendah, bersifat inert, sangat stabil, dapat dijadikan agen pembawa ke sel target karena memiliki ukuran kecil dan luas permukaan yang besar, mampu melintasi membran sel, memiliki stabilitas dan biokompatibilitas yang baik (Abdelghany et al., 2017; Khan et al., 2014; Naveena and Prakash, 2013).
Penelitian ini dilakukan dengan metode DPPH untuk uji antioksidan serta uji in vitro untuk sel fibroblast dan enzim elastase. Adapun untuk evaluasi sediaan serum yang dilakukan diantaranya ialah uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji stabilitas fisik, proliferasi sel fibroblast, dan penghambatan enzim elastase. Penelitian ini dilakukan di beberapa laboratorium yang berbeda karena menyesuaikan dengan pelaksanaan riset yang dibutuhkan. Perkembangan penelitian tim ini dapat dipantau melalui akun Instagram dengan nama pengguna @pkmre_serumantiaging. (DR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H