ini adalah kata yang tepat untuk menyimpulkan bagaimana keadaan indonesia yang sebenarnya saat ini. Tanpa tuhan atau biasa disebut ateis adalah sebuah gambaran yang cocok untuk negara kita ini walau mempunyai pancasila dan pada sila pertama berbunyi “ketuhanan yang maha esa” serasa tak mempunyai tuhan pada akhir-akhir ini.
Jikalau dilihat dari segi historis memang indonesia adalah negara yang agamis dan sangat menghormati apa itu yang disebut dengan tuhan yang menyertai agama itu sendiri. Siapa yang menyangkal bahwa pada saat penyusunan piagam jakarta atau yang sering disebut jakarta charter memasukkan nilai-nilai agama yang ada dalam draft perumusannya. Tentu tidak mengherankan lagi bahwa pemikir tersebut atau yang biasa disebut panitia sembilan melakukan kajian yang mendalam tentang hal tersebut.
Namun sayang dari berjalannya waktu, indonesia bisa disebut negara tak bertuhan ataupun dengan ekstrim bisa disebuttuhan tak mau ada atau memposisikan dirinya di Indonesia ini, hal ini bisa terlihat dari jauhnya indonesia dari kata kemakmuran, jika dibanding negara-negara lainnya seperti cina, jerman, korut, jepang, korsel, maupun rusia, indonesia sudah sangat jauh tertinggal dan mungkin akan bisa menyusul negara-negara tersebut 100 thun mendatang, karena tak mungkin bagi indonesia menyusul negara tersebut dengan waktu yang lumayan singkat. Memang jika di lihat secara langsung indonesia sudah sangat jauh dari tuhan atau tuhan menghinakan kakinya jika menginjak indonesia ini, bayangkan berapa banyak masyarakat yang naik haji, punya mobil mewah, rumah mewah, punya perusahaan besar, akan tetapi berapa banyak juga masyarakat indonesia yang masih tidur dikolong jembatan dan menjadi tuna wisma, bayangkan banyaknya anak-anak yang menjadikan lampu merah sebgai ladan bermain dan mencari sesuap nasi.
Jika dilihat dari hal tersebut memang pantas apabila dikatakan indonesia dipandang sebagai bangsa yang tak bertuhan dan tuhan pun tak mau menginjakkan kakinya untuk sekedar membantu negara ini. Mayoritas umat beragama indonesia adalah islam, tapi apakah mayoritas ini bisa membantu masyarakat disekitarnya? Jika dilihat memang seharusnya bisa membantu, tak perlu pergi haji maupun beli mobil mewah, yang penting adalah menyuport orang-orang yang membutuhkan saja mungkin tuhan sudah mau dan sudi menginjakkan kakinya di negara ini untuk membantu negara ini keluar dari keterpurukan. Berapa banyak masyarakat islam di indonesia ini yang pergi haji sampai beberapa kali, padahal sudah jelas bahwa kewajiban berhaji itu hanya satu kali seumur hidup. Dan itu juga dipraktekkan oleh kebanyakan kiai atau ustad padahal banyak warga yang masih membutuhkan uang mereka unuk menjalankan sunnah terbetut untuk sekedar makan beberapa hari saja.
Miris memang, tapi apa daya memang kenyataannya seperti itu, indonesia bisa dipandang negara kapitalis yang mengaku-ngaku sebagai negara yang “tepo seliro” atau saling tolong menolong membantu orang yang kesusahan. Masih pantaskah indonesia disebut negara bertuhan? Ataukah emang tuhan menghinakan dirinya untuk indonesia ini?.
Wahai umat mayoritas, tolong bacalah arti dan pahami surat yang ada di kitabmu yaitu surat al-ma’un. Karena sesusngguhnya sholatmu atau ibadahmau adalah kecelakaan bagimu jika kau tidak memperhatikan sesamamu. Maka, buat apa sholat atau pergi haji jika seperti itu? Lebih baik menjadi atheis namun bermanfaat bagi sesamamu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI