Kejengkelan yang merasuk di hati, kedongkolan yang menusuk ulu hati, dan amarah yang membakar segala apapun yang ada di hadapanku, semua itu terkadang tak pernah kupedulikan, sampai datangnya resiko yang besar dan membawa kesengsaraan bagi orang-orang di sekitarku.
Walaupun aku terkadang disadarkan bahwa setan sedang mempermainkan diriku, namun aku tidak pernah peduli, karena aku lebih sibuk memperhatikan setan yang kelihatan mata, setan yang tersenyum sinis sebagai karakter kapitalis yang bersembunyi di balik baju moralis, setan yang pakaiannya lebih rapi namun kelakuannya membuat banyak orang sakit hati.
Akhirnya aku disadarkan dengan keterbatasan, bahwa kesibukanku untuk memusuhi setan, ternyata hanya membuang-buang waktu, dan kehilangan waktu berharga untuk ibadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H