Mohon tunggu...
Suryono Brandoi Siringoringo
Suryono Brandoi Siringoringo Mohon Tunggu... Jurnalis -

Aku bukan seorang optimis yg naif yg mnghrapkan harapan-harapanku yg dkecewakan akan dpnuhi dan dpuaskan di masa dpan. Aku juga bukan seorang pesimis yg hdupnya getir, yg trus menerus brkata bhw masa lampau tlh mnunjukan bhw tdk ada sesuatu pun yg bru dbwah matahari. Aku hanya ingin tmpil sbg manusia yg membwa harapan. Aku hdup dgn kyakinan teguh bhw skrng aku bru mlhat pantulan lembut pd sbuah kaca, akan tetapi pd suatu hari aku akan brhdpan dgn masa dpn itu, muka dgn muka.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

‘’SUARAKAN BAHASA DAERAHMU’’

10 Desember 2011   04:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:36 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

‘Demam’ berbahasa Indonesia sedang melanda daerah pedesaan. Para orang tua,terutama yang pernah tinggal atau menempuh pendidikan di kota, telah menggunakan bahasa Indonesia kepada anak-anaknya. Menyebabkan ,para anak lebih menguasai bahasa Indonesia daripada bahasa daerahnya dan juga bahasa sukunya.ada semacam kebanggaan pada diri orang tua, merasa hebat dan modern,ketika anaknya menguasai bahasa Indonesia,dan justru tidak mengerti bahasa daerahnya. Seperti kita tahu Di Indonesia ada sekitar 746 bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dan sebuah peringatan besar telah ditabuhkan ketika UNESCO melalui Organisasi Pendidikan,keilmuan, dan Kebudayaan-nya mengeluarkan penelitiannnya. Mereka menyebutkan sekitar 700 bahasa daerah di Indonesia terancam punah pada akhir abad 21. Kepunahan itu terjadi karena berbagai faktor,antara lain perkawinan campur dengan suku lain,urbanisasi dan bencana alam. Tentu kita tidak ingin kehilangan begitu banyak kekayaan budaya bangsa. Bahasa daerah harus tetap lestari,menjadi bahasa yang dikuasai selain bahasa Indonesia dan bahasa lainnya. Untuk itu,sangat diperlukan komitmen kuat dari pemerintah. Salah satu cara melestarikan bahasa daerah itu sendiri misalnya dengan cara memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum pendidikan. Tidak hanya ditingkat pendidikan sekolah dasar, namun juga tingkat pendidikan di atasnya. Guru yang mengampu mata pelajaran ini,juga harus benar-benar kompeten di bidangnya. Sehingga kelestarian bahasa daerah tetap terjaga.

Situs web bagi gambar ini: ciptamedia.org

Saya cinta bahasa Indonesia, saya juga cinta bahasa daerah saya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan nasional,sedangkan bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia. Salah satu warisan budaya yang perlu dijaga kelestariannya. Mari suarakan bahasa daerahmu. Melestarikan bahasa daerah bukan hanya tugas yang diletakkan di bahu Negara, namun merupakan tangung jawab kita bersama. Buang jauh-jauh pikiran ‘ndeso’ atau ‘katrok’ ketika berbicara dalam bahasa daerah. Buang persepsi dalam diri, merasa modern dan hebat ketika mengaku tidak lagi bisa berbahasa daerah. Tegaskan dalam diri, menguasai bahasa daerah berarti cinta budaya bangsa, bangga menjadi bangsa Indonesia yang sangat beragam. ‘’salam’’

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun