Keberhasilan pelaksanaan pencoblosan yang damai menyisakan banyak kesan. Mulai dari distribusi suara yang akan 'memaksa' partai PDIP -yang telah menunggu 10 tahun- untuk tetap mencari teman, efek jokowi yang tidak sesuai harapan, sampai issue yang menguat tentang ketidakpastian apakah Jokowi menjadi calon presiden PDIP.
Berita ini semakin hangat dengan banyaknya artikel yang memuat pernyataan resmi dari petinggi partai PDIP di berbagai media: http://news.detik.com/read/2014/03/04/101301/2514469/10/isu-makin-santer-sekjen-pdip-sebut-pencapresan-jokowi-belum-final , http://www.tribunnews.com/nasional/2014/03/31/pencapresan-jokowi-dinilai-belum-final, dan masih banyak lagi artikel lainnya silakan search di google dengan keyword "pencapresan jokowi belum final".
Tentunya berita ini akan mengecewakan banyak konstituen pemilih PDIP, apalagi pada saat kampanye mereka diiming2i kalau memilih PDIP Jokowi Presiden. Sungguh sulit dibayangkan bagaimana perasaan mereka .
Disinilah sebenarnya letak kedewasaan partai ( dan para petinggi-nya ). Bagaimana mereka bisa memegang teguh janji (hutang) kepada para konstituen sebagai perwujudan iming-iming suara yang diberikan. Bagaimana mereka bisa menghadapi jalan yang masih mendaki, setelah hasil pileg menyatakan bahwa PDIP tidak dapat mendominasi.
Apakah PDIP tetap dewasa dan menepati janji kepada para pemilihnya dengan tetap mengusung Jokowi menjadi capres tunggal? ataukah akan mengalah dalam negosiasi 'pertemanan' politik?
Apakah para pemilih yang telah mempercayakan pilihan 5 tahunannya kepada PDIP bernasib sama dengan Prabowo yang dibohongi dengan harapan palsu?
Mari kita simak kelanjutannya.... Semoga apapun yang terjadi adalah jalan yang sebenarnya terbaik untuk Bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H