HARI-hari jelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden kiat mendekat.
Semua calon sibuk menggalang koalisi.Semua calon sibuk melobby dan menawarkan kursi ke partai lain, agar dapat dukungan untuk maju ke kontes pemilihan presiden 9 Mei mendatang.
Sejauh ini ada dua calon presiden yang bakal maju. Prabowo Subianto, dan Joko Widodo.
Prabowo masih terkendala minimnya perolehan suara. Butuh minimal 14 persen suara untuk mencukupkannya memperoleh perahu menuju Pilpres.
Calon lain Jokowi relatif aman. Dengan suara PDIP sekitar 19 persen dan tambahan dari Nasdem sekitar 7 persen, maka sudah dipastikan Jokowi bakal mengantongi satu perahu menuju Pilpres.
Namun Tim Sukses Jokowi mulai mengeluhkan dengan beredarnya pesan berantai belakangan ini. Di media sosial dan broadcast BBM beredar kampanye yang menyoal asal usul Jokowi.
Di Kompasiana, salah satu media jurnalisme warga, terbesar ditulis asal usul Jokowi. Ia disebut sebagai anak Oey Hong Liong, saudagar China asal Solo. Tak hanya itu beberapa situs islam garis keras, seperti voice of Islam mengecam Jokowi yang menyembunyikan asal usulnya.
Ditulis disana untuk menuju kursi RI-1, ternyata Jokowi juga mendapat dukungan besar dari kelompok Cina Perantauan (Hoakiauw) dan Konglomerat Hitam yang memiliki kepentingan agar Ahok menduduki kursi DKI-1 dan Jokowi Presiden RI-1  http://www.jpnn.com/read/2014/03/14/221869/Bertemu-Pengusaha,-Megawati-Minta-Dukungan-Suara-. Berdiri di garis depan adalah pengusaha James Ryadi yang bertindak sebagai arranger pengusaha keturunan Cina lainnya. Seperti diketahui James Ryadi juga pernah tersandung kasus dana kampanye di AS, saat membantu Clinton bersama kelompok  yang dikenal sebagai "Mafia Arkansas" http://yudisamara.com/2014/02/16/mengenal-sekilas-james-riady/.
Hoakiauw dan Konglomerat Hitam diduga telah menggelontorkan dana puluhan triliunan rupiah untuk memenangkan Jokowi merebut DKI-1 dan kembali akan menggelontorkan dana ratusan triliun rupiah agar Jokowi berhasil merebut kursi RI-1.
Situs ini juga menulis, mereka punya kepentingan untuk menjadikan Jokowi menjadi presiden, dengan harapan, jika Jokowi jadi, maka sekali pukul dua lalat kena. Jokowi jadi presiden dan Ahok jadi Gubernur DKI. Dua jabatan paling penting dan prestisius di negeri ini.