Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sekolah Unggulan Garuda di Desa Jangan Jadi Milik Orang Kota dan Orang Kaya #KompasianaDESA

11 Januari 2025   06:35 Diperbarui: 11 Januari 2025   07:06 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie ( sumber : TEMPO/Fardi Bestari ) 

Rencana pemerintah untuk membangun SMA Unggulan Garuda di desa-desa dan daerah pelosok patut diapresiasi. Dengan konsep sekolah asrama dan kurikulum bertaraf internasional seperti International Baccalaureate (IB), sekolah ini diharapkan menjadi pintu akses menuju pendidikan berkualitas tinggi, terutama bagi anak-anak dari keluarga menengah ke bawah. Namun, ada kekhawatiran yang tidak boleh diabaikan: bagaimana jika masyarakat desa, tempat sekolah ini dibangun, justru tidak dapat menikmati fasilitas tersebut?

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menjelaskan bahwa salah satu tujuan SMA Unggulan Garuda adalah mencetak calon pemimpin bangsa yang memiliki wawasan global dan kepekaan lokal. Dengan lokasi sekolah yang berada di desa, para siswa diharapkan dapat memahami masalah lokal secara langsung dan terlibat dalam solusi untuk memberdayakan masyarakat setempat. Namun, gagasan ini harus diiringi dengan kebijakan yang benar-benar memastikan akses pendidikan bagi anak-anak desa, bukan hanya memberikan tempat bagi "orang luar" untuk belajar di sana.

Pentingnya Akses Pendidikan Bagi Masyarakat Lokal

Dalam banyak kasus pembangunan infrastruktur pendidikan di desa, masyarakat setempat sering kali hanya menjadi "penonton". Sekolah yang dibangun dengan standar tinggi, lengkap dengan fasilitas modern, sering kali tidak dapat diakses oleh anak-anak desa karena berbagai alasan: dari biaya, kriteria seleksi yang terlalu tinggi, hingga kurangnya informasi. Hal ini menciptakan kesenjangan yang justru bertentangan dengan tujuan pemerataan pendidikan.

Jika SMA Unggulan Garuda benar-benar ingin memberikan akses pendidikan berkualitas bagi semua, maka pemerintah harus memastikan bahwa anak-anak desa memiliki peluang yang sama untuk belajar di sana. Salah satu caranya adalah dengan memberikan kuota khusus bagi siswa dari desa tempat sekolah itu berdiri. Selain itu, program beasiswa harus dirancang agar tidak hanya mencakup biaya sekolah, tetapi juga kebutuhan lain seperti transportasi, buku, dan seragam.

Mengintegrasikan Masyarakat Lokal dalam Ekosistem Sekolah

Konsep asrama yang diterapkan di SMA Unggulan Garuda memiliki potensi besar untuk menumbuhkan kemandirian dan keterampilan hidup para siswa. Namun, penting untuk memastikan bahwa keberadaan sekolah ini juga memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat desa. Salah satu cara adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan masyarakat lokal, seperti:

  • Proyek Pengabdian Masyarakat: Siswa dapat belajar langsung dari masyarakat setempat, misalnya melalui pelatihan pertanian, kerajinan lokal, atau pengelolaan lingkungan.
  • Kemitraan dengan Pengrajin dan Petani Lokal: Sekolah dapat menjalin kerja sama dengan warga desa untuk memasok kebutuhan asrama, seperti bahan makanan atau produk kerajinan.
  • Pelatihan dan Workshop untuk Warga Lokal: Guru-guru unggulan yang mengajar di sekolah ini dapat memberikan pelatihan atau kelas khusus bagi masyarakat desa, sehingga pengetahuan dan keterampilan mereka juga meningkat.

Jangan Lupakan Keberlanjutan

Pembangunan SMA Unggulan Garuda juga harus memikirkan keberlanjutan. Sekolah ini harus menjadi bagian dari ekosistem desa, bukan "menara gading" yang hanya berdiri megah tanpa keterkaitan dengan kehidupan masyarakat. Salah satu langkah penting adalah dengan memastikan lulusan dari desa memiliki peluang yang jelas untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan kembali ke desa sebagai agen perubahan.

Selain itu, pengalaman dari program pembangunan SD Inpres pada masa lalu harus menjadi pelajaran penting. Banyak kasus di mana tanah desa yang digunakan untuk pembangunan sekolah akhirnya beralih menjadi aset pemerintah daerah, sehingga desa kehilangan aset berharga mereka. Kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali dalam program SMA Unggulan Garuda. Pemerintah harus menjamin bahwa pengelolaan aset desa tetap melibatkan masyarakat lokal dan ada mekanisme yang jelas untuk melindungi kepemilikan aset desa.

Pembangunan SMA Unggulan Garuda adalah langkah maju untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Namun, keberhasilan sejati terletak pada seberapa besar dampaknya bagi masyarakat di sekitar sekolah. Jangan sampai sekolah ini hanya menjadi simbol kemajuan, tetapi gagal memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa tempat ia dibangun. Desa tidak boleh hanya menjadi "lahan pembangunan" tanpa keterlibatan aktif warganya. Pemerintah, pendidik, dan semua pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anak desa memiliki kesempatan yang adil untuk mengenyam pendidikan di SMA Unggulan Garuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun