desa, masing-masing dengan potensi unik yang belum sepenuhnya tergarap. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hadir sebagai ujung tombak pemberdayaan ekonomi desa, sementara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah kekuatan besar dalam hal sumber daya, teknologi, dan jaringan distribusi. Jika keduanya berkolaborasi, bukan mustahil desa-desa Indonesia menjadi motor penggerak ekonomi nasional.
Indonesia memiliki lebih dari 75 ribuNamun, kolaborasi ini tidak selalu berjalan mulus. Apa saja kendalanya? Dan bagaimana solusinya?
Mengapa Kolaborasi BUMDes dan BUMN Penting?
Peningkatan Ekonomi Lokal, BUMN memiliki akses pasar dan jaringan distribusi yang dapat membantu produk-produk desa menjangkau konsumen lebih luas. Produk unggulan seperti kerajinan tangan, hasil pertanian organik, hingga makanan olahan dapat lebih mudah dipasarkan.
Transfer Pengetahuan, Dengan kolaborasi, BUMDes bisa mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari BUMN, mulai dari manajemen usaha, pengelolaan keuangan, hingga branding.
Akses ke Teknologi dan Pendanaan, Inovasi teknologi dan pembiayaan yang dimiliki BUMN dapat mempercepat modernisasi BUMDes, menjadikannya lebih kompetitif di pasar lokal dan internasional.
Tantangan dalam Kolaborasi
Kurangnya Kebijakan Terintegrasi Pergantian kebijakan antar kementerian sering kali membuat arah kolaborasi BUMDes dan BUMN tidak konsisten. Sebagai contoh, program-program inovatif yang sudah dimulai seperti PT Mitra BUMDes Nusantara di era menteri Desa Eko Putro Sandjojo tidak berlanjut dalam hal korporasi BUMDes. Pelembagaan Badan Hukum BUMDes oleh menteri Halim ternyata tidak seindah yang disampaikan. Ide menteri Yandri untuk penguatan BUMDes mendukung program makan bergizi gratis dan penguatan ketahanan pangan, akan berlanjut seperti apa mari kita tungguÂ
Kesiapan SDM Desa
Literasi digital dan manajerial yang rendah di tingkat desa menjadi hambatan besar dalam mengimplementasikan program-program modern.
Infrastruktur TerbatasBanyak desa yang masih mengalami keterbatasan akses internet dan transportasi, sehingga sulit untuk memanfaatkan potensi digitalisasi atau distribusi barang.