Pembangunan desa adalah fondasi dari pembangunan nasional. Desa yang kuat, mandiri, dan berdaya saing tidak hanya menjadi motor penggerak ekonomi lokal tetapi juga pilar penting dalam menciptakan kesejahteraan secara menyeluruh. Untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa) telah meluncurkan 12 rencana aksi strategis yang mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat desa.
"Astacita keenam yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pertumbuhan ekonomi, pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan. Implementasi Astacita tersebut menuntut kita untuk lebih fokus pada pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan," kata Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria. (antara, 11/12/2024)
Riza menjelaskan pembangunan desa yang inklusif atau pembangunan yang mengedepankan prinsip keadilan sosial, kesetaraan, dan pemberdayaan masyarakat tanpa diskriminasi serta pembangunan berkelanjutan itu dilaksanakan melalui sejumlah program. Wamendesa juga menyampaikan telah menyusun 12 Rencana Aksi untuk memastikan program-program tersebut berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
Memiliki rencana saja tidak cukup. Dibutuhkan langkah-langkah konkret yang terstruktur untuk mewujudkan visi besar ini. Mari kita susuri satu per satu tahapan proses untuk mensukseskan program-program tersebut. Mari kita coba mengeja proses pelaksanaan 12 Rencana Aksi tersebut
1. Menggerakkan BUMDes untuk Gizi yang Lebih Baik
Salah satu prioritas Kemendesa adalah menyediakan makanan bergizi gratis bagi masyarakat yang membutuhkan. Program ini digerakkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Tahapan awaln dapat dimulai dengan  mendata keluarga rentan yang membutuhkan dukungan. Dengan data ini, BUMDes harus diberikan penguatan dan pelatihan untuk mengelola usaha yang dapat menyediakan makanan bergizi, disisi lain juga perlu penyertaan modal yang cukup dari pemerintah desa. Kerja sama dengan petani lokal menjadi kunci untuk memastikan ketersediaan bahan pangan berkualitas. Melalui proses ini, makanan bergizi didistribusikan dengan pendekatan yang terencana dan berkelanjutan.
2. Swasembada Pangan untuk Desa Mandiri
Ketahanan pangan adalah langkah awal menuju kemandirian desa. Program ini dapat dimulai dengan pemetaan potensi pangan lokal. Apa tanaman unggulan yang bisa dikembangkan di desa? Setelah itu, petani dilatih untuk mengadopsi teknologi pertanian modern, dan infrastruktur pendukung, seperti irigasi serta gudang penyimpanan, dibangun. Hasil panen dipasarkan melalui jaringan lokal maupun digital, sehingga menciptakan siklus ekonomi yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
3. Menghadirkan Energi Terbarukan untuk Desa
Energi adalah kebutuhan vital, tetapi banyak desa masih kekurangan akses listrik. Untuk itu, Kemendesa perlu intervensi dengan memprioritaskan desa swasembada energi. Proses ini dimulai dengan survei potensi sumber energi, seperti tenaga surya atau biomassa. Setelah itu, masyarakat dilatih untuk mengelola teknologi energi terbarukan. Dengan langkah ini, desa-desa tidak hanya memenuhi kebutuhan energi mereka sendiri tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
4. Air Bersih untuk Semua
Air bersih adalah kebutuhan mendasar yang sering kali sulit diakses oleh masyarakat desa. Program desa swasembada air bertujuan untuk menjawab masalah ini. Survei dilakukan untuk mengidentifikasi sumber air potensial. Infrastruktur seperti sumur bor, tangki penampung, dan jaringan distribusi dibangun untuk memastikan akses yang merata. Selain penyediaan sumber daya air juga perlu dilakukan kampanye kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan air juga diluncurkan untuk mendukung keberlanjutan program.
5. Desa Ekspor: Potensi Lokal untuk Pasar Global
Mengubah desa menjadi pemain di pasar internasional adalah mimpi besar yang hanya dapat terwujud dengan perencanaan yang matang. Langkah utama adalah mengidentifikasi produk unggulan desa yang memiliki potensi ekspor. Setelah itu, standar kualitas produk ditingkatkan, dan platform digital digunakan untuk mempromosikan produk ke pasar global. Dengan strategi ini, desa dapat menjangkau peluang baru di luar batas geografisnya.
6. Pemuda sebagai Pelopor Perubahan
Pemuda adalah kekuatan desa yang sering kali kurang diberdayakan. Melalui program ini, Kemendesa perlu menciptakan ruang bagi pemuda untuk berinovasi. Pelatihan kewirausahaan diberikan untuk membekali mereka dengan keterampilan bisnis. Kompetisi ide-ide kreatif didukung dengan pendanaan, menciptakan generasi pemimpin desa yang inspiratif.
7. Integrasi Program untuk Dampak Maksimal