Usaha Milik Desa) menjadi salah satu instrumen penting dalam pemberdayaan ekonomi desa. Dalam diskusi akhir tahun (31/12/2024) melalui zoom meetig yang diselenggarakan oleh RPDN - Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, para peserta menyampaikan pandangan mendalam tentang bagaimana BUMDes dapat berfungsi optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
BUMDes (BadanPeluang Besar di Depan Mata
BUMDes menawarkan peluang besar dalam mengembangkan ekonomi lokal. Salah satu caranya adalah melalui diversifikasi usaha yang memanfaatkan potensi unik setiap desa. Contoh sukses yang dibahas mencakup pengelolaan greenhouse melon, usaha grosir untuk memenuhi kebutuhan lokal, dan layanan internet desa.
Pemanfaatan potensi lokal juga menjadi kunci utama. Konsep desa tematik, seperti desa jagung, desa kopi, dan desa wisata, mampu menggerakkan perekonomian berbasis sumber daya lokal. Kerjasama dengan mitra swasta, termasuk perusahaan pembibitan dan marketplace kopi nasional, turut membantu BUMDes memperluas pasar dan meningkatkan nilai produk.
Inisiatif komunitas tidak kalah penting. Melibatkan masyarakat secara aktif dalam pengambilan keputusan dan operasional usaha dapat menciptakan rasa kepemilikan yang kuat sekaligus meningkatkan keberhasilan program.
Tantangan yang Harus Diatasi
Meski memiliki banyak peluang, operasional BUMDes tidak lepas dari tantangan. Salah satu kendala terbesar adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Banyak pengurus BUMDes belum memiliki visi yang kuat dalam mengelola usaha, sementara perencanaan bisnis yang matang sering kali kurang diperhatikan.
BUMDes juga cenderung bergantung pada bantuan pemerintah. Tanpa dukungan program subsidi atau bantuan lain, banyak yang tidak dapat bertahan. Selain itu, keterbatasan akses pasar dan minimnya koordinasi antar pelaku usaha desa menjadi penghambat utama perkembangan BUMDes.
Strategi Keberlanjutan untuk Masa Depan
Untuk memastikan keberlanjutan BUMDes, beberapa strategi diusulkan. Pertama, pendekatan bisnis profesional diperlukan agar penyertaan modal berbasis perhitungan matang, bukan sekadar belas kasihan. Pelatihan manajemen dan strategi bisnis untuk pengurus BUMDes juga sangat penting.
Pemanfaatan teknologi digital menjadi langkah strategis lainnya. Digitalisasi tidak hanya membantu dalam promosi dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan transparansi pengelolaan. Ruang komunitas digital desa dapat menjadi platform berbagi praktik baik antar-BUMDes.
Praktik baik seperti pengelolaan greenhouse melon dan usaha grosir perlu didokumentasikan dan dibagikan secara luas. Pemerintah desa juga diharapkan berperan aktif melalui kebijakan yang fokus pada pengembangan potensi lokal serta kolaborasi dengan kementerian terkait untuk mendapatkan panduan dan pelatihan yang diperlukan.
Rekomendasi dan Harapan
Diskusi ini menghasilkan rekomendasi konkret, seperti pemetaan potensi lokal yang lebih intensif, penguatan SDM melalui pelatihan, dan digitalisasi yang terarah. Selain itu, pemerintah perlu menjaga konsistensi kebijakan serta mendorong dokumentasi dan replikasi praktik baik antar desa.
Sebagai katalisator kemandirian ekonomi, BUMDes membutuhkan kolaborasi erat antara masyarakat, pemerintah desa, dan mitra eksternal. Dengan strategi yang tepat, BUMDes dapat menjadi motor penggerak yang membawa desa menuju kemakmuran yang berkelanjutan.