Mohon tunggu...
Suryo Bimantoro
Suryo Bimantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN VETERAN JAWA TIMUR

Advokasi Hak asasi Manusia, filsafat dan peminat bidang politik dan hubungan internasional, vlogger dan penulis dalam rangka isu-isu sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Penerapan Pendidikan Bela Negara di Era Globalisasi Masa Kini

4 Desember 2024   23:04 Diperbarui: 4 Desember 2024   23:04 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Edi Wahyono

 Definisi Bela Negara dalam pendidikan

- Definisi dan Pendahuluan Bela Negara dalam pendidikan

Pendidikan Indonesia seringkali hanya mengutamakan memorisasi dan pemahaman materi yang membantu memperkembangkan pengetahuan dan keterampilan anak dalam memasuki sektor pertanian, agrikultur, politik, dan bahkan teknologi. Tetapi, jarang sekali kurikulum Indonesia memberi fondasi pemahaman bela negara terhadap generasi muda Indonesia, suatu konsep yang seharusnya ditanam dalam pemikiran para pemuda-pemudi Indonesia untuk memahami kepentingan patriotisme dan nasionalisme negara demi kelangsungan harmonisasi dan pertahanan nasional tanah air Indonesia. Kurikulum pendidikan Indonesia seharusnya lebih memperhatikan pembentukan kesadaran dan wawasan kebudayaan Indonesia, karakter dan nilai-nilai kebangsaan, serta kepercayaan absolut terhadap pedoman hidup "Pancasila.". Aspek-aspek bela negara ini merupakan strategi idealis bangsa agar generasi muda memiliki rasa cinta tanah air yang bukan hanya kuat, tetapi juga abadi. 

Pemuda dan pemudi Indonesia seharusnya mempunyai kewajiban dalam menghormati dan mempraktikkan lima unsur bela negara untuk mencapai idealisme persatuan Indonesia. Pertama, mempunyai kapabilitas untuk menyayangi nusantara atau tanah air Indonesia . Kedua, mempunyai kesadaran atas berbangsa dan bernegara. Selalu menyadari kepentingan etika dan moral manusiawi dalam menjaga ketertiban dengan rakyat lainnya, menyadari bahwa setiap individu dalam negara merupakan bagian dari suatu sistem negara yang utuh tanpa adanya pemikiran separatisme atau etnosentrisme. Ketiga, selalu setia dan percaya terhadap ideologi Pancasila sebagai pedoman hidup negara. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat mempunyai hak dan kewajiban untuk mempraktikkan lima sila Pancasila. Keempat, masyarakat harus berkorban demi bangsa itu sendiri. Tatanan negara, hukum, ideologi, budaya, dan letak geografis Indonesia harus dilindungi dari ancaman internal maupun eksternal oleh rakyatnya sendiri, seperti yang telah dilakukan oleh para pahlawan-pahlawan perjuangan masa lampau. Terakhir, setiap siswa dan siswi Indonesia harus mempunyai kemampuan awal bela negara, suatu kemampuan yang akan membantu mereka menjadi generasi penerus yang cinta tanah air dan siap melindungi keutuhan negara. Hal ini penting untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa Indonesia di masa depan. 

Prestasi intelektual negara ataupun keterampilan fisik negara tidak akan berkontribusi dengan tajam bagi perkembangan Indonesia jika masyarakatnya sendiri tidak mempentingkan jiwa dan raganya bagi bela negara. Masyarakat harus dididik untuk menggunakan kepintaran dan kekuatan tubuh mereka bukan hanya untuk keperluan atau tujuan personal, tetapi untuk tujuan nasional Bangsa Indonesia. 

Kurikulum bela negara mencitrakan potensi budidaya masyarakat Indonesia sebagai penerus kesejahteraan multikultural negara. Potensi budidaya masyarakat Indonesia sebagai penerus bangsa dapat menjamin pemerintahan negara yang bebas-demokratis, penerapan hukum yang adil bagi seluruh rumpunan masyarakat, sumber daya alam dan manusia yang dapat dialokasikan secara efisien demi perkembangan berbagai sektor kehidupan negara, kebijakan politik luar negeri yang menguntungkan internasionalisasi negara, dan mencerminkan citra dan kesan bagi kalangan penduduk maupun pemerintahan negara-negara luar bahwa identitas nasional Indonesia merupakan identitas kultural yang berhasil menanam kejujuran, kebebasan, persatuan, perdamaian, dan efektivitas dalam bekerja sama dengan berbagai aktor negara maupun non-negara. 

- Tantangan dalam Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi

Salah satu kepentingan pendidikan kurikulum bela negara adalah untuk mendidik pemuda-pemudi tanah air Indonesia dalam menjunjung tinggi kepentingan pelestarian budaya-budaya Indonesia yang begitu variatif dan mempesona. Indonesia merupakan suatu negara yang tidak hanya berlimpah dalam sumber daya alam, tetapi berlimpah dalam aspek budaya itu sendiri. Dengan berbagai etnis dan suku yang menduduki wilayah Indonesia, tantangan dalam melestarikan budaya Indonesia di era globalisasi menjadi semakin kompleks dan memerlukan kerja sama yang kuat antara berbagai pihak untuk menjaga keberagaman budaya tersebut agar tetap lestari dan tidak tergerus oleh arus globalisasi yang ekspansif. Belum tentu setiap siswa-siswi Indonesia mempunyai pengetahuan dalam atau wawasan mengenai budaya suku-suku leluhur mereka karena ekspansi budaya asing seperti K-pop, Bollywood, serta akses sosial media seperti Instagram dan Tiktok yang menghancurkan motivasi dan pemikiran para pelajar dengan konten yang cenderung mengarah pada budaya populer global. Oleh karena itu, pendidikan multikultural dan pengenalan budaya lokal sejak dini sangat penting untuk membangun kesadaran akan keberagaman budaya Indonesia. 

- Pengaruh historis dan globalisasi

Salah satu penyebab diperlukannya pendidikan dan wawasan bela negara adalah meluasnya globalisasi itu sendiri. Globalisasi tentunya merupakan perkembangan global yang memberi keuntungan bagi masyarakat Indonesia. Adanya lebih banyak oportunitas jangka internasional untuk mencari pekerjaan, magang di institusi-institusi yang berjenis, berkoneksi, dan menciptakan lingkaran pertemanan yang lebih beragam, dan meningkatkan pengetahuan individu terhadap dunia sekelilingnya di luar Indonesia. Globalisasi juga memberikan pemerintahan sentral Indonesia sebuah oportunitas besar dalam menjalin kebijakan ekonomi dan politik internasional dalam kawasan regional Asia Tenggara atau dengan negara-negara yang berada di kontinen-kontinen luar. Lebih banyak investasi asing, kerjasama diplomasi dan paradiplomasi, dan majunya konsepsi perdamaian antara berbagai negara dengan Indonesia itu sendiri. Keuntungan yang didapatkan dari meraknya globalisasi begitu berlimpah sehingga aspek buruk globalisasi Itu sendiri tidak terbaca atau ternalisis oleh masyarakat Indonesia yang terlalu sibuk menggungah dan menonton berbagai konten asing di sosial media mereka sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun