Mohon tunggu...
Suryo AgungWicaksono
Suryo AgungWicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung

Suryo Agung Wicaksono Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Fakultas Hukum E-mail : suryoagungwicaksono@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rekontruksi Pangan dalam Mewujudkan Kesejahteraan Indonesia

27 Desember 2024   09:37 Diperbarui: 27 Desember 2024   09:37 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

nama : Frency Rofiandika
HMI Komisariat Hukum Sultan Agung Cabang Semarang

REKONTRUKSI PANGAN DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN INDONESIA
Indonesia sangat terkenal di kancah dunia sebagai negara agraris dengan keunggulannya
yaitu banyaknya sumber daya alam yang sangat melimpah bahkan memiliki potensi yang besar
dalam sektor pangan untuk memonopoli dunia. Tetapi sangat di sayangkan bahwasanya negara
kita masih lemahnya akan ketahanan pangan dan distribusi yang tidak merata ke wilayah
indonesia yang menjadi cacatan penting bagi kesejahteraan bangsa. Oleh karena itu, rekontruksi
sangat penting dan berperan dalam pengambilan pemecahan permasalahan di indonesia.
Rekontruksi pangan tidak hanya berbicara mengenai pentingnya peningkatan produksi
pangan di indonesia, tetapi juga mencakup beberapa aspek seperti distribusi yang adil,
keberlanjutan lingkungan indonesia, serta pemberdayaan ekonomi di kalangan masyarakat.
Sehingga Masyarakat diharapkan dapat mendapatkan kesejahteraan yang selayaknya di
dapatkan masyarakat.
1. Tantangan Ketahanan Pangan Di Wilayah Indonesia
Indonesia tentu mendapat berbagai masalah perihal ketahanan pangan, dikarenakan
letak wilayah indonesia yang strategis sehingga terjadinya ketimpangan distribusi pangan baik
secara geografis maupun sosial dan ekonomi yang melanda indonesia. Terjadinya impor pangan
sebagai faktor utama dalam terjadinya penimpangan yang signifikan sehingga terjadinya wilayah
masyarakat terisolasi terhadap makanan yang memiliki nilai gizi yang sesuai kebutuhuan badan.
Faktor dari perubahan iklim juga mendorong timbulnya gagal panen terhadap tumbuhan
maupun buah buahan yang mengakibatkan tidak mendapatkan suplay yang memungkinkan serta
sangat mempengaruhi ketersediaan pangan. Sedikitnya wilayah pertanian juga menjadi faktor
penting disebabkan semakin sedikitnya lahan pertanian yang ada karena maraknya
pembangunan infrastruktur kepemerintahan yang semakin merajalela di wilayah Indonesia ini
yang butuhnya memodernisasi bangsa.
Selain itu, ketimpangan distribusi pangan juga menjadi masalah serius di Indonesia.
Sekalipun produksi pangan mencukupi, seringkali terjadi kekurangan di daerah tertentu,
terutama di daerah terpencil atau sulit akses. Hal ini menyebabkan ketimpangan akses terhadap
pangan berkualitas tinggi. Kualitas makanan itu sendiri juga menjadi perhatian, karena
penggunaan pestisida yang berlebihan dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan sering kali
mengakibatkan buruknya kualitas makanan itu sendiri. Konsumen semakin sadar akanpentingnya pangan sehat dan bergizi, dan permasalahan kualitas pangan menjadi semakin
mendesak.
2. Pemberdayaan Sosial dan Ekonomi Masyarakat dalam Rekontruksi Pangan di Indonesia
Sosial dalam kaitannya dengan ekonomi serta untuk merekonstruksi yaitu dengan cara
bersosial atau bermasyarakat wilayah tersebut itu yang minimnya seseorang yang memiliki
strategi dalam lingkungan masyarakat. Dalam konteks ini ekonomi juga berperan penting dalam
kehidupan masyarakat pedesaan. Oleh karena itu rekontruksi tidak selalu berhubungan dalam
aspek produksi dan distribusi. Wilayah Indonesia dengan keadaan sekarang ini memiliki keadaan
yang menjadi incaran oleh beberapa negara tertentu. Sehingga landasan awal dari konteks ini
yaitu untuk merencanakan kembali adanya pangan di Indonesia. Warga negara menengah atau
masyarakat kebawah sangat membutuhkan peran ekonomi, seperti adanya koperasi yang
menunjang ekonomi kehidupan masyarakat. Selain itu, pertanian berperan dalam membantu
perekonomian dan kestabilan lingkungan sekitar.
3. Implementasi rekontruksi pangan
Untuk mencapai rekonstruksi pangan yang efektif memerlukan kolaborasi antara
pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi. Pemerintah harus mengembangkan
kebijakan yang mendukung pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan dengan mendorong
petani untuk menerapkan praktik ramah lingkungan. Berinvestasi dalam penelitian pertanian
untuk menemukan varietas unggul dan teknologi baru juga penting untuk meningkatkan
produktivitas. Edukasi masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan lokal dan bergizi perlu
ditingkatkan agar masyarakat lebih sadar dalam menentukan pilihan pangan yang sehat.
Kampanye untuk meningkatkan kesadaran mengenai pola makan seimbang dapat membantu
masyarakat mengambil keputusan yang lebih baik mengenai makanan. Lebih lanjut, perlu
didorong pengembangan pasar pertanian lokal sehingga petani dapat mengakses konsumen
secara langsung. Hal ini tidak hanya membantu mereka meningkatkan pendapatan tetapi juga
menyediakan makanan segar bagi masyarakat.
4. Konsep rekontruksi pangan
Rekonstruksi pangan dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mendesain ulang sistem
pangan dengan tujuan meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan aksesibilitas di semua lapisan
masyarakat. Dalam konteks ini, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Pertama
dan terpenting, pertanian berkelanjutan harus menjadi prioritas utama. Mempromosikan
pertanian hijau dan berkelanjutan sangat penting untuk melindungi ekosistem dan meningkatkan
hasil panen tanpa merusak lingkungan. 

Selain itu, produk pangan harus didiversifikasi untuk mengurangi ketergantungan pada
satu atau dua bahan utama. Diversifikasi jenis tanaman yang ditanam dapat memperbaiki pola
makan masyarakat dan mengurangi risiko kegagalan panen akibat cuaca buruk atau serangan
hama. Selain itu, penguatan rantai pasokan sangat penting untuk memastikan makanan sampai
ke konsumen dengan cepat dan dalam kondisi baik. Memperbaiki sistem distribusi dapat
membantu mengurangi limbah dan memastikan ketersediaan pangan di seluruh wilayah.
Pemberdayaan petani lokal juga merupakan aspek penting dalam membangun kembali nutrisi.
Melatih petani mengenai teknik pertanian terkini dan memberikan akses terhadap modal dan
pasar yang lebih baik dapat meningkatkan produktivitas. Program pemerintah dan lembaga
swasta harus berfokus pada peningkatan kinerja pertanian sehingga petani dapat tetap
kompetitif di pasar.
5. Peningkatan produktivitas pertanian melalui teknologi dan inovasi
Salah satu kunci utama untuk membangun kembali sektor pangan adalah peningkatan
produktivitas pertanian. Meskipun Indonesia kaya akan sumber daya alam, rendahnya
produktivitas pertanian merupakan kendala utama dalam mencapai ketahanan pangan yang
optimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain terbatasnya akses petani terhadap
teknologi yang lebih efisien, rendahnya kualitas sumber daya manusia di sektor pertanian, dan
pola pertanian yang kurang modern.
Oleh karena itu, langkah penting adalah memberikan pendidikan dan pelatihan kepada
petani tentang teknik pertanian terkini yang dapat meningkatkan hasil panen mereka. Teknologi
seperti penggunaan benih berkualitas tinggi, mesin pertanian modern, dan sistem irigasi yang
efisien dapat membantu petani meningkatkan hasil panen. Apalagi teknologi digital juga bisa
dimanfaatkan dalam pertanian modern. Aplikasi pertanian berbasis data membantu petani
membuat keputusan yang lebih tepat mengenai pola tanam, waktu panen, serta penggunaan
pupuk dan pestisida. Dengan meningkatkan produktivitas pertanian, Indonesia dapat
mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan menstabilkan pasokan pangan dalam negeri.
Selain itu, peningkatan produktivitas ini juga akan membantu meningkatkan kesejahteraan para
petani yang merupakan mayoritas masyarakat Indonesia.
Kesimpulan
Rekonstruksi pangan merupakan langkah strategis yang krusial dalam upaya mencapai
kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui peningkatan ketahanan pangan nasional. Dengan
menghadapi tantangan yang ada melalui pendekatan berkelanjutan dan pemberdayaan petani
lokal, Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan sistem pangan yang lebih baik bagi
seluruh warganya. Kolaborasi antara berbagai pihak dan pemanfaatan teknologi modern akan
memberi harapan bagi masa depan sektor pangan di Indonesia yang lebih cerah. Dengan demikian, kita tidak hanya dapat memastikan ketersediaan pangan, tetapi juga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
Upaya bersama dalam rekonstruksi sistem pangan ini sangat penting demi masa depan
Indonesia yang lebih sejahtera. Melalui langkah-langkah konkret dan komitmen dari semua pihak
terkait, kita dapat membangun sistem pangan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini,
tetapi juga mampu menghadapi tantangan di masa depan. Kesejahteraan bangsa sangat
bergantung pada kemampuan kita untuk mereformasi sistem pangan ke arah yang lebih baik dan
berkelanjutan bagi generasi yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun