Mohon tunggu...
Suryati Pmr
Suryati Pmr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masih hidup

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Keteladanan Seorang Guru Ngaji

2 Juni 2022   21:43 Diperbarui: 2 Juni 2022   21:53 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Halo kalian semua apa kabar? Aku harap kalian semua dan yang membaca artikel ini bahagia dengan keadaan masing -- masing dan di mana pun kalian berada saya harap kalian istiqomah di jalan Nya masing -- masing.


Sebelumnya aku ingin menceritakan kisah ku atau kisah kecil ku dulu yang mulai dari berangkat ngaji sampai pulang ngaji. Setelah aku nostalgia waktu kecil ku pas mau ngaji itu enak banget dan vibes nya beda dengan anak jaman sekarang, dan beda nya sekarang mereka itu atau temen -- temen ngajiku udah kebanyakan yang nikah dan juga sibuk dengan dunia nya masing -- masing.


Dulu sebelum aku belajar ngaji sama ustadz aku di ajarin ngaji sama mama ku, mama ku dulu mengajariku dengan penuh kesabaran aku sangat bangga punya mama yang pinter juga ngajinya dan beliau itu di kagumi sama tetangga meskipun beliau tidak melanjutkan pendidikannya tetapi jangan di ragukan kalau soal agama, beliau juga sangat paham betul keadaan apapun, karena beliau itu lulusan pondok pesantren dan mama ku itu yang tidak melanjutkan sekolah pagi nya.


Seiring berjalannya waktu aku mulai tumbuh besar dan mama ku juga banyak kesibukan yang tidak bisa di tinggalkan, nama nya juga ibu rumah tangga dan ibu pekerja keras dan akhirnya sama beliau aku di masukkan ke salah satu guru ngaji di sana yang ada di desa ku dan setelah aku masuk di sana enak bisa menambah banyak teman juga dan  pengalaman karena di sana banyak juga anak tetangga yang di masukkan ke tempat ngaji tersebut dan yang ngajar di sana itu adalah pak ustadz.


Dan setelah aku ngaji dan mau berangkat ngaji ke tempat tersebut ada teman nya jadi bisa berangkat bareng dan juga tetanggaan rumah nya, aku dan teman ku ini berlima sama sepupu ku yang cewek dua dan sama temanku ini juga juga dua jadi sama aku jadi nya lima, nah setelah berlima ini mau berangkat ngaji aja saling janjian dan janjiannya ini kalau udah dengar bunyi nya a' berarti udah mau berangkat. Dan setelah berangkat kami pun mulai menyiapkan mukenah dan juga sajadah dan al -Qur'an dan sebelum ngaji itu sholat maghrib maghrib dulu baru ngaji dan setiap kita ngaji itu ada yang di tegur dan juga ada yang tidak karena teman yang lain beda angkatan dan juga ada yang udah paham tajwid dan kami yang masih kecil suka di tegur sama ustadz. Dan kami di sana itu bukan hanya di ajarin ngaji tajwid tajwid tetapi juga di ajarin bagaimana tata cara sholat yang benar dan berdoa yang benar, di sana itu ustadz nya sangat sabar meskipun ada seorang anak yang nakal, dan  setelah ngaji kami sholat isya' berjamaah setelah itu baru pulang ke rumah.


Setelah berjalannya waktu kami mulai tumbuh besar dan ketika besar atau sudah masuk sekolah Mts ini kami yang berlima mulai bermalas -- malasan untuk ngaji di karenakan udah mulai sibuk dengan tugas dan juga ada teman yang udah mondok kalau di madura itu kalau udah Mts itu kadang ada yang mondok biar belajar ngajinya makin paham dan ilmunya bisa berguna di pondok. Dan ada yang tidak melanjutkan ke pondok dan ada juga anak yang melanjutkan sekolah mts nya tapi ngajinya sambil mondok, setelah Mts kami pindah tempat ngaji yang lebih bagus dab yang ilmu agamanya lebih lengkap di karenakan meskipun kami bertiga tidak mondok tapi ngajinya sama kayak di pondok, anggota kami tinggal bertiga dan yang berlima udah pisah karena yang duanya itu sudah mondok,  kami juga belajar ngajinya seperti kayak di pondok belajar kitab kuning atau kitab gundul dan juga belajar ilmu tajwid, di sana juga kami banyak temen -- temennya yang dari luar daerah, karena meskipun kami tidak mondok tapi insyaallah kami bertiga paham tentang ilmu agama yang lain dan juga telah di jelaskan ustadz dan ustadzah ku.


Di tempat ngaji ku yang ini beda karena kami udah mulai nginep di tempat ngaji tapi tetep bisa pulan untuk melanjutkan sekolah pagi nya, kami mulai belajar ngaji di tempat pondok ini mulau dari kelas 2 mts sampai kelas 2 sma, biar kami ada kegiatan di masukkan lah ke tempat ngaji yang ada pondok nya ini, di sini kami berproses mulai di ajarin banyak hal tentang kehidupan di dunia, kita hidup di dunia tidak hanya melulu membahasa soal harta tapi juga kita hidup di dunia harus mencontoh kehidupan nabi muhammad SAW kita juga harus ingat tentang akhirat dan ustadz ku menjelaskan tentang bagaimana kehidupan di dunia dan akhirat dari situ kami mulai menjalankan meskipun kadang -- kadang tidak sesuai dan ada yang salah karena yang namanya manusia juga tidak ada tang sempurna di dunia ini. Kami setelah ngaji di pondok tersebut banyak hal -- hal yang bermanfaat yang kita bisa mencontoh dan menjalani dengan baik, di tempat kami ngaji ini kan banyak anak yang mondok dari luar daerah dan anak nya itu ada yang dari golongan tidak mampu dan ada yang mampu, setelah kami melihat anak yang tidak mampu kami bertiga mulai memberi kepada anak tersebut mulai dari hal yang kecil seperti memberi jajan atau snak karena kasihan mana mereka jauh orang tua, kalau kami masih mending pulang ke rumah dan bisa kembali lagi ke pondok.
Di sana itu ustadz dan ustadzahnya sangat perhatian sama santrinya dan juga sangat sabar ketika beliau di uji dengan adanya anak yang nakal.


Sekian dari artikel saya kami ucapkan terimakasih kepada yang membaca dan menshare cerita ini kepada siapapun karena membaca adalah membuka jendela dunia. Kurang lebihnya saya mohon maaf apabila ada salah kata atau penulisan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun