Mohon tunggu...
Suryatiningsih OCA
Suryatiningsih OCA Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

Saya senang travelling dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Bandung

MIJEL EKSID Program Abdimas untuk Pengelolaan Sampah Minyak Jelantah berbasis IoT dan Ekonomi Sirkular di Desa Lengkong Kabupaten Bandung

16 Juli 2024   08:20 Diperbarui: 16 Juli 2024   08:31 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Implementasi Teknologi IoT pada Sektor Pengelolaan Sampah berbasis Ekonomi Sirkular di Desa Lengkong Kecamatan Bojongsoang K abupaten Bandung, berusaha menangani masalah limbah minyak jelantah dengan pendekatan berkelanjutan. Limbah ini mencemari lingkungan, merugikan kesehatan, dan mengancam ekonomi desa. 

Program ini menerapkan ekonomi sirkular melalui edukasi masyarakat dan transformasi limbah menjadi produk bernilai. Program ini berfokus pada upaya pengelolaan limbah dengan menerapkan teknologi Internet of Things (IoT). Pendekatan ekonomi sirkularnya menciptakan pembangunan berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan, dan melindungi lingkungan. 

Program ini bertujuan menciptakan ekonomi lokal berkelanjutan, mengurangi limbah, meningkatkan kualitas hidup, dan daya saing desa. Di Desa Buah Batu, mayoritas penduduk bekerja di pertanian, peternakan, dan perdagangan. Implementasi pada program ini melibatkan kerja sama dengan industri dan pengumpul minyak jelantah. 

Teknologi Internet of Things (IoT) digunakan untuk memudahkan pengumpulan minyak jelantah dengan perangkat pendukung disertai aplikasi mobile untuk pengguna dan petugas pick up serta aplikasi web untuk pengelola limbah minyak jelantah. Program ini berupaya untuk mewujudkan perubahan positif dari pola pengelolaan limbah yang ada di masyarakat Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Kegiatan ini merupakan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Terapan yang diketuai oleh Suryatiningsih, S.T., M.T. dan bekerja sama dengan Desa Lengkong yang diwakili oleh Kepala Desa Lengkong yaitu Agus Salam Rahmat, S.Pd. Pada rangkaian kegiatan kali ini terdiri dari 3 acara besar. Pertama, untuk pengenalan program dan produk dari tim dosen menggandeng tim RedooceIt dalam menyelenggarakan sosialisasi dengan judul "Ubah Sampah jadi Berkah : Pengolahan Sampah Rumah Tangga Jenis Organik dan Minyak Jelantah" telah dilaksanakan pada hari/tanggal Rabu/17 Januari 2024, bertempat di Aula Desa Lengkong. Program ini berkolaborasi bersama Pemerintah Desa Lengkong, PT. Inagri dan beberapa mahasiswa magang di Universitas Telkom yang tersajikan pada lampiran. Acara ini dihadiri oleh 65 peserta termasuk Kepala Desa Lengkong yaitu Bapak Agus Salim, para kader desa seperti Ketua RW, Ketua Posyandu, Pengurus TPS3R Bagja, dan Karang Taruna. Sampah yang terkumpul sebanyak 10kg. Pada kegiatan ke-2, tim abdimas mengikuti kegiatan Festival Posyandu yang diselenggarakan oleh Posyandu RT 03 RW 07, pada hari/tanggal Sabtu/3 Februari 2024 bertempat Perumahan Buah Batu, Desa Lengkong. Sebelum pelaksanaan warga diumumkan untuk membawa sampah organik dan minyak jelantah yang dapat disetorkan dan ditukarkan dengan sembako. Tim RedooceIt juga menjadikan acara ini sebagai momen untuk mengedukasi dan memperluas penerima manfaat dari program "Ubah Sampah Jadi Berkah". Kegiatan dapat dilihat pada lampiran. Sampah yang terkumpul sebanyak 57kg. Kemudian pada kegiatan ke-3, tim abdimas bekerja sama dalam program Gerakan Memisah Sampah (GEMES) atas gagasan ketua RW 12 Desa Lengkong, Bank Sampah Induk Bersinar Kabupaten Bandung (BSB), Posyandu Mekar Arum dan tim dosen serta mahasiswa. Warga yang hadir datang membawa sampah botol plastik, sampah kertas, dan minyak jelantah. Petugas dari BSB hadir untuk membantu ketua RW dalam pembentukan Bank Sampah Unit (BSU). Sampah yang terkumpul sebanyak 28.15 kg. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari/tanggal Selasa/20 Februari 2024 bertempat di Perumahan GBA, Desa Lengkong. Pada bulan Januari 2024 baru terkumpul sebanyak 10kg sampah minyak jelantah, kemudian meningkat pada kegiatan berikutnya di awal Februari 2024 mencapai 57kg dan terakhir sebanyak 28,15kg, sehingga total volume sampah yang diterima oleh tim abdimas sebanyak 122,15kg dalam kurun waktu sekitar sebulan.

Melalui beberapa kegiatan yang telah dilakukan, ada lebih dari 87 keluarga yang tertarik dan 48 keluarga yang aktif memilah sampah dan mendapatkan manfaat dari proyek sosial ini. Dengan kalkulasi sekitar 502kg sampah yang terkumpul dan 250 stamps yang sudah diberikan, sehingga jumlah dana terdistribusi untuk reward senilai Rp 1.270.000. Dari 502kg sampah ini dibantu pengolahan sampahnya dengan maggot, maggot yang berhasil di produksi sekitar 42 kg dengan total nilai penghasilan kira kira Rp 840.000. Tim abdimas juga berhasil memperluas dampak langsung maupun tidak langsung melalui banyak kolaborasi dengan kampus, pembimbing dan mitra. Saat ini tim telah berkolaborasi dengan 8 mitra. Sehingga engagement proyek sosial yang dicapai melalui media sosial bisa mencapai 158% kenaikan. Hal ini tidak hanya berpengaruh ke warga desa Lengkong saja, tetapi dengan media sosial kami juga menjangkau masyarakat yang lebih luas. Hal ini memperjelas bahwa keberlanjutan proyek ini sangat mungkin untuk direalisasikan dan diperlukan untuk mendukung program-program mulai dari program pemerintah daerah, negara, sampai ke program skala dunia yaitu membantu mencapai program SDGs.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun