KOK BISA “ IRI “ – JANGAN “BURUK SANGKA”
*Surya Suwarna
Kenapa harus ada rasa iri yang tersimpan didalam hati, meski hanya setitik yang bersarang tentunya dari titik itulah yangbisa merubah warna hati yang sebelumnya merah menjadi hitam, dari awal inliah bagaimana pembawaan kita apakah kita akan terus-menerus menghitamkan hati dengan me welcome kantitik-titik penyebaran penyakit hati lainnya atau kita akan cepat cepat membersihkan titik-titik noda itu ?
Apa penyebab nya titik-titik penyakit hati itu bisa menyebar ? banyak faktor kiranya bisa terjadi, ekonomi bisa, jabatan bisa, ataupun kebahagiaan lainnya yang di dapat orang lain. Ketika melihat faktor ekonomi memang hal inilah yang sangat sensitive apalagi menyangkut dengan “uang” ya kekayaan , bisa jadi si miskin iri hati dengan si kaya, pedagang A iri hati dengan pedagang B yang lebih laku dagangan nya padahal menjual produk yang sama, tetapi gesekan sedikt sekali bisa muncul pabila keduanya berbeda profesi , contoh nya tidak mungkin seorang tukang baso iri terhadap tukang potong rambut, ya karena keduanya mempunyai pasar masing-masing.
Ketika melihat kasus lainnya seperti tentang sesorang yang iri terhadap tetangganya yang baru beli motor baru, kulkas baru dan lainnya, sehingga melihat pemandangan tersebut orang yang iri merasa tidak nyaman bahkan bisa mengancam juga keharmonisan didalam rumah tangga sendiri. Seorang istri yang selalu menuntut kepada suaminya harus beli ini beli itu seperti tangga yang lain dan bisa jadi adanya kekompakan juga suami istri yang keduanya sama-sama iri terhadap tetangga lain yang sebanarnya baik, memang dari penyakit hati penyakit iri ini bisa menghitamkan kebaikan-kebaikan tetangga yang sebanrnya sering dilakukan.
[caption id="" align="aligncenter" width="420" caption="syukur/gb.yogi prayoga"][/caption] Ada iri pastinya adanya gandengan dengan purba sangka buruk, kita terkadang suka menyangka-nyangka bahwa orang lain punya ini punya itu dilakukan dengan cara-cara yang tidak benar, padahal kita sendiri tidak tahu apa yang orang lain lakukan. Padahal pesan kitab suci telahjelas bahwa kita tidak boleh berpurba sangka buruk.
Tanamkan rasa syukur dan ikhlas atas apa yang telah kita lakukan dalam segala usaha baik dalam berkarir dan bekerja . Setelah maksimal dilakukan dengan usaha dengan jalan baik adalah akhirnya bertawakal atas apa yang kita dapat. Tidak perlu gelisah kalau kita masih belum mendapatkan apa yang kita inginkan, karena janji Allahbersama kesulitan ada kemudahan. Salah satu pesan salah satu ulama juga bahwa “ Allah akan menjamin apa yang terbaik menurut pandangan Nya, bukan menurut pandangan kita sebagai manusia.”
Semangat Berusaha - Hilangkan Rasa Purba Sangka Buruk - Bahkan Menjadi Iri Tidak Bersyukur.
Wallahuallam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H