Suatu hari ada lebah yang masuk ke kamar kami. Dia selalu berkeliling dengan suaranya yang mendengung. Istri saya sudah tidur pulas sehingga tidak merasa terganggu dengan suaranya. Sedangkan saya masih memikirkan langkah-langkah yang harus saya ambil sehubungan dengan masa depan saya. Lebah tiu terkadang terbang dekat muka saya. Tentu saja saya ngeri melihatnya. Setiap saat dia bisa menyengat saya jika memang dia merasa terganggu dengan keberadaan saya. Sebenarnya sayalah yang terganggu dengan keberadaan lebah tersebut.
Ada tiga hal yang bisa saya lakukan. Yang pertama saya membiarkan lebah tersebut. Tokh lama kelamaan lebah itu akan lelah dan pergi dengan sendirinya. Ternyata setelah beberapa menit saya masih mendengar suaranya yang terkadang terbang di muka saya. Istri saya masih tidur dan saya tidak tega membangunkannya karena besok dia harus bangun pagi-pagi sekali. Saya berharap saya akan terbiasa dengan gangguan tersebut. Saya terbiasa dengan lebah terbang kesana kemari.
Banyak orang yang menghadapi permasalahannya dengan cara yang pertama, biarkan. Biarkan saja saya miskin tokh nanti saya akan terbiasa dengan kemiskinan saya. Biarkan saja saya hanya berjalan kaki tokh nanti kaki saya menjadi kuat. Biarkan saja saya dalam pekerjaan yang sekarang tokh saya akan terbiasa dengan gaji yang saya dapatkan ataupun gangguan yang saya terima. Biarkan saja saya tidak mewujudkan keinginan saya tokh banyak orang yang tidak bisa mewujudkannya. Saya juga akan terbiasa dalam keadaan keinginan yang tidak terwujud. Biarkan saja saya tidak sukses, bukannya ini hidup saya lalu apa urusanmu?
Cara yang kedua adalah dengan bersiap-siap menangkap ketika lebah itu datang. Tentu saja saya menyiapkan alat supaya tangan saya tidak menjadi korban. Saya diam menunggu, kalau datang lebah tersebut akan saya tangkap. Tetapi kalau jauh maka saya biarkan saja. Saya siapkan sapu untuk memukulnya. Beberapa kali saya pukul tetapi lebah itu begitu hebat mengelak. Lalu saya diam kembali, menunggu lebah tersebut datang ke dekat saya. Beberapa kali lebah datang tetapi saya tidak siap. Saya lelah menunggu sehingga saya sering mengendorkan konsentrasi saya untuk menangkap lebah. Saya juga harus berhati-hati jangan sampai sapu tersebut justru mengenai istri saya.
Banyak orang yang melakukan seperti yang kedua ini. Mereka berharap kesempatan datang ke depannya dan mereka akan menangkap kesempatan tersebut. Masalahnya banyak yang tidak mempersiapkan diri sehingga kehilangan kesempatan tersebut. Saat itu saya mendapatkan tawaran rumah bagus dengan harga murah. Tetapi saya tidak memiliki uang. Saya tidak siap menerima kesempatan tersebut. Satu tahun kemudian, ketika saya sudah siap, harga rumah tersebut sudah 1,5 kalinya. Saya pun tidak siap lagi. Berapa banyak kesempatan yang saya miliki tetapi saya tidak siap menangkapnya? Banyak.
Cara yang ketika adalah saya mengejar lebah itu dan menangkapnya. Daripada saya menghabiskan waktu untuk menunggu dan membahayakan istri saya, lebih baik saya mengejar lebah tersebut. Memang diperlukan tenaga lebih banyak. Saya harus berdiri dari tempat tidur saya. Lalu terkadang melompat supaya saya bisa memukul lebah tersebut. Beberapa lompatan masih gagal. Saya pun mengatur strategi. Saya berlari dari satu tempat ke tempat lainnya. Akhirnya sapu tersebut mengenai lebah itu. Saya pun melanjutkan tidur. Cara ketiga menjamin saya bisa membunuh lebah tersebut dalam waktu yang lebih singkat daripada cara yang kedua.
Inilah cara yang sebaiknya setiap orang tempuh. Karena kontrakan saya tidak boleh diperpanjang, maka kami memutuskan mencari rumah. Istri saya memberi syarat, rumah tipe 46. Saya pun mulai mencari rumah dengan tipe 46 tetapi saya tidak memiliki uang untuk uang mukanya. Akhirnya setelah bergerak dan berputar-putar, membaca banyak berkas dan banyak lainnya, saya pun menemukannya. Tetapi perjuangan tidak berhenti disitu. Saya harus sudah pindah sebelum kontrakan saya habis. Saya mencoba mengajukan kredit dengan waktu yang sedikit. Saya menanyakan setiap hari ke bagian kredit suatu bank supaya mereka memproses secepatnya. Saya pun segera melengkapi setiap data atau informasi yang diperlukan. Akhirnya saya mendapatkan apa yang saya inginkan.
Pakailah cara yang ketiga untuk mendapatkan apa yang anda inginkan. Kesuksesan bukan untuk ditunggu atau didiamkan. Kesuksesan harus dikejar. Kita pun harus bergerak untuk mengejarnya. Terkadang kita dapatkan hanya dengan satu pukulan, terkadang kita harus memukul berulang-ulang. Makin besar yang kita inginkan makin banyak pula yang harus kita korbankan. Jangan biarkan ketidaksuksesan menjadi kebiasaan kita. Bergeraklah dan capailah kesuksesan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H