Mohon tunggu...
Surya Okta Andika Putra
Surya Okta Andika Putra Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Syariah Islamiyah Al-Azhar Cairo.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidup Bagaikan Roda

12 Desember 2011   23:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:25 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Hidup bagaikan roda yang berputar, sesekali diatas dan sesekali dibawah"

sebuah ungkapan yang sering kita dengarkan dan diungkapkan oleh banyak da'i dan penasehat. Akan tetapi ungkapan itu bisa jadi benar dan juga bisa jadi salah. Mari kita cermati kata-kata tersebut, kalimat "hidup bagaikan roda yang berputar" dengan kalimat "sesekali diatas dan sesekali dibawah". Dua potong kalimat yang saya kira sangat serasi. Sebuah roda bentuknya adalah bulat, dan apabila ia bergerak maka posisi satu bagian akan berpindah kebagian yang lainnya, yang dibawah akan berpindah keatas dan yang diatas akan berpindah kebawa, begitu terus selanjutnya.

Kadangkala ungkapan tersebut dipelesetkan dengan ungkapan seperti ini "hidup bagaikan roda, ada yang diatas dan ada yang dibawah". satu ungkapan yang nyaris sama akan tetapi mempunyai makna yang berbeda karena roda tersebut tidak disebutkan apakah iya bergerak atau tidak dan ungkapan setelahnya "ada yang diatas dan ada yang dibawah" artinya ada orang terus nasibnya diatas dan ada yang terus nasibnya dibawah karena memang tidak ada pergerakan.

Begitulah kehidupan ini, kalau kita ingin sebuah perubahan maka kita dituntut untuk bergerak, bergerak dalam artian kita mesti berusaha dan tidak hanya diam ditempat. Dan hasil yang kita peroleh tergantung dari sekuat mana gerakan yang telah kita lakukan dan juag kwalitasnya.

Maka apabila kita menempuh jalan yang baik insyaallah hasilnya akan baik juga, begitu juga sebaliknya apabila jalan yang ditempuh itu tidak baik maka hasilnya akan tidak baik juga. Sesuai dengan firman Allah dalah surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang artinya:

"Barangsiapa yang berbuat baik sebesar biji zarrah maka ia akan menerima balasannya. Dan barangsiapa yang berbuat dosa sebesar biji zarrah maka ia akan menerima balasannya".

Dalam 2 ayat Al-Qur'an tersebut jelas Allah menegaskan bahwa barang siapa yang berbuat baik maka ia akan menerima balasan yang baik juga, semua hasil tergantung dari niat dan perbuatan kita.

Jalan hidup masing-masing manusia beda-beda, semua orang menginginkan kehidupan layak dan itu wajar karena dalam diri manusia terdapat akal dan nafsu, keinginan adalah nafsu sedangkan akal adalah menetralisasi nafsu manusia. Akal akan mencerna keinginan kita apakah bisa terealisasi atau tidak, kalau bisa bagaimana caranya.

Sebagai bangsa, banyak orang yang nginginkan untuk menjadi pemimpin. Jutaan orang menginginkan untuk menjadi presiden, memang bukan suatu hal yang mustahil kalau mau berusaha. Akan tetapi sebanyak apapun yang akan mendaftar jadi calon presiden tetap satu yang dipilih, karena pemilihan presiden bukan seperti seleksi masuk instansi sebuah pemerintahan atau perusahaan yang mendaftar sekian ribu orang tetapi hanya diterima 100 orang misalnya. Sama saja seperti seorang juragan beras yang memiliki beras bergudang-gudang, tetap saja dia makan nasi satu piring.

Semuanya sudah dikadar oleh Allah dengan adil dan bijaksana, kalau semua kita jadi presiden maka kita semua akan kelaparan karena tidak ada yang mau jadi petani. Allah telah mengatur sedemikian rupa agar manusia berfikir akan jalannya masing-masing. Tidak ada yang membedakan manusia diakhirat kelak kecuali iman dan taqwa. Kita dilahirkan setelah itu akan meranjak dewasa dan terus tua sehingga akhirnya kita juga akan kembali kepada Allah.

Semua kita mempunyai jalan hidup masing-masing dan itu adalah anugrah dari Allah, apapun yang menjadi bagian hidup kita sekarang juga anugrah dari Allah, tidak ada musibah, bencana, malapetaka dan lainnya juga apabila kita serahkan semuanya kepada Allah. Apa yang kita alami sekarang adalah yang terbaik buat kita. Hidup hanya sebentar untuk mempersiapkan kehidupan yang abadi di akhirat nanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun