Sebagai guru Matematika SMP, saya selalu berupaya agar pembelajaran lebih bermakna dan inklusif. Salah satu pendekatan yang saya gunakan adalah Universal by Design (UbD) yang dikembangkan oleh  McTighe dan  Wiggins tahun 2005. Dalam menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan UbD, saya memulai dengan menentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur sesuai dengan capaian pembelajaran pada dokumen kurikulum. Misalnya, saya ingin siswa dapat memahami konsep bilangan berpangkat dengan tepat.
Setelah itu, saya merancang asesmen yang dapat mengukur pencapaian tujuan tersebut. Asesmen tidak hanya berupa tes tertulis, tetapi juga bisa berupa presentasi, proyek kelompok, atau portofolio. Misalnya, untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep perpangkatan, saya bisa meminta mereka membuat cerita bergambar yang melibatkan konsep bilangan berpangkat.
Langkah selanjutnya adalah merancang aktivitas pembelajaran. Dalam pendekatan UbD, pembelajaran didesain agar semua siswa dapat terlibat aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Saya memulai dengan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, misalnya dengan mengaitkan materi bilangan berpangkat dengan masalah sehari-hari dan terkoneksi dengan disiplin ilmu lainnya, misalnya ilmu Fisika. Kemudian, saya memberikan berbagai pilihan aktivitas pembelajaran agar siswa dapat memilih sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka.
Dalam merancang aktivitas pembelajaran, saya juga memperhatikan aksesibilitas bagi semua siswa. Misalnya, untuk siswa dengan kesulitan belajar, saya menyediakan lembar kerja yang lebih sederhana atau memberikan petunjuk tambahan. Selain itu, saya juga menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana semua siswa merasa nyaman untuk bertanya dan berdiskusi.
Selama ini, saya selalu terjebak dengan menyelesaian materi  (misalnya dengan menugaskan siswa untuk mengerjakan semua latihan soal yang ada di buku teks) tanpa adanya pemahaman terkait topik yang dipelajari serta fokus pada aktivitas yang menyenangkan saja tetapi tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sekarang alurnya dibalik, tujuan pembelajaran apa yang hendak dicapai oleh siswa? cara mengukurnya bagaimana? dan apa aktivitas pembelajarannya?.
Semoga dengan pendekatan UbD, saya berharap siswa tidak hanya menguasai konsep matematika, tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H