Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Penulis dan Conten Creator

Selanjutnya

Tutup

Diary

Antara Bagja, Pati, dan Cilaka: Setelah Pulang Sekolah

29 Agustus 2024   12:39 Diperbarui: 29 Agustus 2024   12:44 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pulang sekolah hari ini terasa begitu tergesa-gesa, maklum saja harus mengejar waktu untuk sampai di kampus. Saya bergegas pulang dengan sepeda motorku, membayangkan betapa nikmatnya bersantai di rumah istirahat dulu, sebelum pergi ke kampus. Namun, takdir berkata lain. Saat melintas di jalan sepi ditengah hutan jati, tiba-tiba sebuah ranting besar jatuh tepat di hadapanku. Kaget bukan kepalang, aku berusaha menghindar sekuat tenaga, tapi tetap saja sepeda motorku menabrak ranting itu.

Seketika tubuhku terhempas ke aspal. Sepeda motor terlempar jauh. Kaki dan tanganku terasa perih dan panas. Aku melihat tangan dan kakiku lecet-lecet dan mengeluarkan darah cukup banyak. Jaket dan celana panjang robek-robek. Kulihat sepatu hitam juga sobek. Syukurlah, aku selalu ingat untuk memakai helm. Kepala terasa aman karena terlindungi helm. Namun ada darah yang keluar dari bibir yang sobek. Dengan susah payah, aku mencoba berdiri, namun tubuhku terasa sangat sakit dan linu.

Tanpa pikir panjang, karena ditengah hutan. Aku lanjutkan naik sepeda motor dan Alhamdulillah masih bisa menyala. Tetapi spakbor, lampu sein dan lampu besar pecah. Aku menahan sakit di sepanjang jalan, sambil lirik kiri kanan untuk menemukan air bersih guna membasuh muka yang terbuka. 

Sesampainya dirumah, para tetangga berhamburan keluar untuk menanyakan kejadiannya. Sambil membawakan obat luka yang dari getah sebatang pohon. Kami menamakannya pohon betadin. Terasa perih, setelah getah pohon tersebut diteteskan pada luka yang terbuka. Namun, aku tahan sakit tersebut.

Sambil duduk di kursi dan terbaring di rumah, aku merenungkan kejadian yang baru saja menimpaku. Aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup. Kejadian ini mengajarkan saya untuk selalu berhati-hati di jalan dan tidak menyepelekan keselamatan diri. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

Mudah-mudahan setelah beberapa hari beristirahat, lukaku membaik. Aku sangat bersyukur atas pertolongan Allah SWT yang menyelamatkan ku dari kecelakaan yang lebih fatal lagi. Karena Bagja, Pati dan celana semuanya sudah ditakdirkan oleh-Nya. Semoga aku bisa kembali beraktivitas seperti biasa, namun dengan lebih berhati-hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun