Mohon tunggu...
surya ningsih
surya ningsih Mohon Tunggu... -

Guru SMPN 6 Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Case Study, Tiada Rotan, Akar pun Jadi

4 September 2014   05:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:40 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis Case Study

Rabu, 13 Agustus 2014, Kelas VIIB, jam ke3-4

Tema: Cinta Lingkungan Hidup

Sub tema : Cinta Lingkungan

KD : 3.3 Mengklasifikasi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.

Hasil Observasi Teman ( kolaborasi dengan Bu Khatijah, S.Pd), bahwa siswa kelas VII B tidak bisa mengapresiasi saat guru memberikan pertanyaan menantang yang berkaitan dengan KD yang harus dicapai dalampembelajaran. Ada kemungkinan karena buku sebagai modal belajar tidak ada, sehingga peserta didik kurang punya gambaran tentang tugas yang harus dicermati
Berangkat dari kasus tersebut, saya mencoba mencari solusi agar KD yang telah direncanakanakan dapat terlaksana dan tercapai. Pengalaman mengajar saya, saya tuangkan dalam tulisan saya (Case Study) sebagai berikut:

Tiada Rotan, Akar pun Jadi

Waktu telah menunjukkan pukul 08.35 wib, saatnya pergantian jam pelajaran ke-3,4, saya segera meluncur ke kelas VIIB. Begitu saya masuk kelas, anak-anak segera menyapa saya dengan salam. Bahagia melihat mereka, wajah yang selalu membuat saya seakan mendapat energi setiap harinya. “Bagaimana keadaan Kalian hari ini? Adakah yang tidak masuk?” pertanyaan saya meluncur sebagai pembuka pelajaran. “ Alhamdulillah baik, Bu. Hari ini nihil tidak masuk, Bu,” kata Ketua Kelas. Suara tawa anak-anak langsung riuh begitu mendengar jawaban bahwa nihil yang tidak masuk. “ Alhamdulillah ya kalau nihil tidak masuk,” gaya saya meniru Syahrini. Tawa mereka pun semakin keras. “ Anak-anak, hari ini Kalian melihat seorang wanita cantik masuk bersama Ibu ke kelas Kalian, kira-kira ada yang tahu siapa beliau?” tanya saya. “Pasti teman Bu Surya,” kata Anis, salah satu siawa yang duduk paling depan. “ Nah, apa yang dikatakan temanmu memang benar, karena beliau akan ikut belajar bersama kita, beliau bernama Bu Khatijah, guru dari SMPN 1 Tapen. Kalian tidak perlu takut. Bu Khatijah hanya ingin melihat dan menilai proses pembelajaran di kelas VIIB. Bagaimana, are you ready?” “ Yes, I am ready”. “Sip,” kata saya sambil mengacungkan dua jempol.

Pembelajaran kali ini, siswa diharapkan dapat mengklasifikasi struktur hasil observasi(3.3), dengan tema ‘Cinta Lingkungan Hidup’ dan sub tema’Lingkungan Hidup’ Saya segera menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus mereka capai setelah sebelumnya mengingatkan akan materi pelajaran lalu yang masih berada dalam satu tema. Jujur, murid-murid saya bukan anak-anak pilihan. Pada umumnya mereka yang masuk ke sekolah kami adalah anak-anak yang tidak diterima di sekolah kota, pilihan terakhir adalah SMPN 6. Saya tidak pernah berputus asa membimbing mereka, karena di sinilah letak seninya. Seperti kali ini pun saya agak kecewa karena mereka sudah agak lupa materi pelajaran sebelumnya, padahal rentang waktunya hanya dua hari. Apalagi buku paket sebagai modal utama belum ada. Mereka saling memandang antara satu dengan lainnya. Saya mencoba memberi mereka klu agar ingat, baru satu dua siswa menjawab. Mengidentifikasi karakteristik siswa sudah saya lakukan pada pelajaran sebelumnya, maka kali ini kelompok tetap sama dengan pelajaran yang lalu agar mereka tidak perlu menyesuaiakan diri lagi. Beberapa pertanyaan menantang saya ajukan untuk mengeksplorasi kesiapan mereka dalam belajar, tapi lagi-lagi saya harus sabar dan kecewa. Saya memutar otak bagaimana mereka bisa memahami dan bersemangat dalam menggali kemampuan dirinya guna mendapatkan informasi tentang KD yang dibahas (Cinta Lingkungan) walaupun buku paket tidak ada. Tentu saya tidak boleh menyerah hanya karena tidak tersedia buku paket.

Tiba-tiba saya ingat bahwa saat siswa kelas 9 ujian praktik, salah satu tugas dari guru seni budaya adalah membuat poster bertema lingkungan hidup. Saya rasa poster-poster itu bisa menjadi media pembelajaran bagi siswa. Saya segera menyampaikan informasi bahwa saya akan mengajak mereka keluar kelas untuk mengadakan observasi lingkungan sekolah agar mereka mencari data dan informasi sebanyak-banyaknya tentang topik yang mereka tentukan. Setiap kelompok berkesempatan memilih satu poster untuk dibahas. Dari data yang dikumpulkan, mereka akan mengolah dan mendiskusikandis di dalam kelas. Setiap kelompok terdiri atas 6-7 siswa. Ternyata mereka sangat antusias. Ada yang mencatat, ada yang mencoba menerjemahkan makna dari poster yang dipilih, ada yang mengamati dengan serius, takut kalau ada bagian yang terlupakan. Ketika mereka bekerja, saya mengamati sikap mereka apakah setiap anak bekerja dengan penuh tanggung jawab, jujur, dan sungguh-sungguh. Waktu mereka saya batasi sekitar 20 menit. Mereka boleh segera masuk kelas dan berdiskusi kelompok apabila informasi yang mereka butuhkan telah ditemukan. Walaupun sesekali mereka bergurau, tetapi saya melihat bahwa mereka belajar dengan sungguh-sungguh. Yang paling lucu, saat hendak menulis data- data yang diperoleh, mereka menggunakan punggung temannya sebagai bangku. Saya tertawa melihat kekompakan sesama anggota kelompok.

Waktu 20 menit telah berlalu, saatnya untuk berdiskusi guna mengolah data yang mereka peroleh, mereka mulai mengklasifikasi data mana yang masuk dalam definisi umum, mana yang masuk deskripsi bagian, dan mana yang masuk deskripsi manfaat. Kelas agak sedikit gaduh, tetapi selama mereka membicarakan topik pelajaran, saya biarkan saja. Sekitar 20 menit mereka berdiskusi, saatnya perwakilan kelompok untuk maju, membacakan hasil kerja kelompok. Kelompok yang bersedia maju pertama akan saya beri nilai poin. Menyenangkan sekali suasana kelas. Tahap akhir, saya ajak mereka untuk membuat simpulan, saya memberikan penguatan agar mereka memiliki konsep yang benar tentang pembelajaran kali ini

Sebagai refleksi, saya tanya apakah pembelajaran kali ini menyenangkan dan bermanfaat bagi mereka. Rata-rata menjawab menyenangklan dan bermanfaat. Tidak lupa, saya memberi tugas individu untuk dikerjakan di rumah sebagai PR.

Nah, demikianlah pengalaman saya mengajar di kelas VIIB. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain, bahwa ketiadaan fasilitas tidak mengurangi semangat dan keceriaan belajar asal guru mampu memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita. Jadi, tiada rotan, akar pun jadi.

@------@

Bu Khatijah sebagai pengamat merasa senang karena KD yang dicanangkan pada awal pembelajaran dapat tercapai dan peserta didik dapat menjawab pertanyaan menantang setelah guru mengajak mereka belajar di luar kelas untuk mengeksplorasi semua kemampuan mereka dalam menggali informasi berkaitan dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun