Aku tak mengenalmu
tapi laju perahu yang menjauh dari dermaga
menyisakan nyeri di uluhati
pertemuan-pertemuan kita mungkin telah disengaja waktu
pernah saling membuka buku perjalanan dan tersenyum malu-malu
Sedebu lorong lorong kampong
sehirupan nafas bocah pemetik cengkeh
kepergianmu kerat di tubuh pesakitan berkadar gula tinggi
Mangga dodol di musim selatan dan durian di musim barat
manisnya kurindu seperti legam kulitmu yang berkilat
padu terik matahari dan asin laut yang kau garis dengan perahumu
Kemanapun tujuanmu selanjutnya
membuatku mengutuki pertemuan ini
Mungkin karena kau nelayan
tak lama singgah dan terus berjalan
Mataku menatap jauh ke sulur-sulur senja
menemukan kekhawatiran yang mulai kabut
tentang bulan yang mulai tak penuh
menghitam makin ketengah
sungguh gentar akan kepergianmu
sebab tak ada janji menemui
bila purnama membuat ikan-ikan buruanmu sembunyi
Kepulauan Anambas, 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H