Mohon tunggu...
Surtini Hadi
Surtini Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - kebermanfaatan

Ibu Rumah Tangga, tinggal di Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Purnama Pulau Matak

10 Agustus 2011   22:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:54 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tak mengenalmu

tapi laju perahu yang menjauh dari dermaga

menyisakan nyeri di uluhati

pertemuan-pertemuan kita mungkin telah disengaja waktu

pernah saling membuka buku perjalanan dan tersenyum malu-malu

Sedebu lorong lorong kampong

sehirupan nafas bocah pemetik cengkeh

kepergianmu kerat di tubuh pesakitan berkadar gula tinggi

Mangga dodol di musim selatan dan durian di musim barat

manisnya kurindu seperti legam kulitmu yang berkilat

padu terik matahari dan asin laut yang kau garis dengan perahumu

Kemanapun tujuanmu selanjutnya

membuatku mengutuki pertemuan ini

Mungkin karena kau nelayan

tak lama singgah dan terus berjalan

Mataku menatap jauh ke sulur-sulur senja

menemukan kekhawatiran yang mulai kabut

tentang bulan yang mulai tak penuh

menghitam makin ketengah

sungguh gentar akan kepergianmu

sebab tak ada janji menemui

bila purnama membuat ikan-ikan buruanmu sembunyi

Kepulauan Anambas, 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun