Perubahan globalisasi memiliki dampak besar bagi manusia dari segala bidang, salah satunya adalah pendidikan. Perubahan globalisasi saat ini menuntut para aktivis guru dan murid mampu menghadapi tantangan dan menguasai kompetensi yang harus dimiliki pada abad 21. Kecakapan abad 21 didalamnya terdiri dari keterampilan 4C, yaitu berpikir kritis dan pemecaan masalah (critical thinking and problem solving), berpikir kreatif (creativy skills), berkolaborasi (collaboration), dan berkomunikasi (communication). Keterampilan 4C tersebut harus dimiliki oleh murid sebagai ciri dari pembelajaran abad 21. Hal tersebut diidentifikasi oleh Use-based Partnership for 21st Century Skills (P21).
Belajar di Abad 21 memiliki banyak perbedaan dari abad 20 dalam berbagai hal, diantaranya dalam model pembelajaran abad 20 dilakukan berprinsip searah, memposisikan murid sebagai pihak pasif, dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centere). Sedangkan abad 21 bertransformasi ke model pembelajaran yang berpusat pada murid (student centere) konstruktivis, dan guru dalam pembelajaran abad 21 dituntut untuk mengenali dan menguasai pembelajaran berbasis teknologi dan informasi. Abad 21 juga ditandai sebagai era digital dengan banyaknya informasi yang tersedia di mana dan dapat diakses kapan saja, komputasi yang semakin cepat, otomasi yang menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin, komunikasi yang dapat dilakukan dari mana saja dan kemana saja (Litbang Kemdikbud, 2013).
Keterampilan yang menjadi fokus kompetensi pembelajaran pada abad 21 adalah keterampilan dalam menguasai media informasi dan teknologi. Hal tersebut senada dengan pendapat Trilling and Fadel (2009: 65) menjelaskan bahwa keterampilan ini menuju murid di masa depan dalam melek teknologi, melek informasi, dan melek media. Tentu hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru dalam merancang dan menciptakan pembelajaran yang berfokus pada keterampilan dan kompetensi yang dimiliki oleh murid abad 21. Sama halnya dengan proses pembelajaran yang mengaitkan topik mata pelajaran dengan relevannya pada abad 21, seperti topik mata pelajaran yang membahas terkait sejarah.
Pada pembelajaran sejarah, cenderung hanya memanfaatkan fakta sejarah sebagai materi utama, sehingga tidak menarik, membosankan, menoton dan tidak memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar menggali makna dari sebuah peristiwa sejarah (Alfian, 2011). Hal ini juga dikarenakan ciri khas yang melekat pada pembelajaran sejarah, yakni berkutat pada hafalan atau ranah kognitif. Permasalahan tersebut semakin menuntut bagi guru sejarah pada abad 21 ini, dimana hal tersebut menuntut guru harus lebih banyak berkreasi dan berinovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini. Pada abad 21 guru sebagai fasilitator harus mampu membuat pengembangan dalam pembelajaran sejarah agar ketika proses pembelajaran akan lebih menyenangkan, kondusif, dan aktif. Tentunya membuat pembelajaran sejarah dilakukan dengan kreatif.
Strategi pembelajaran merupakan salah satu unsur terpenting penentu efektif tidaknya proses pembelajaran. Dengan begitu, jika murid mempelajari materi dengan topik sejarah, maka guru harus memilih metode dan strategi yang tepat agar topik pelajaran sejarah tersebut berkaitan dengan kebutuhan komptensi murid abad 21. Dalam hubungannya dengan keterampilan 21, materi pelajaran sejarah harus dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, mengembangkan kreativitas, keterampilan berkomunikasi, dan kemampuan dalam berkolaborasi. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk membuat relevansi atau mengaitkan topik tersebut dengan kompetensi yang dibutuhkan murid di abad 21.
 Adapun berbagai hal yang dapat dilakukan guru dalam permasalahan tersebut ialah: pertama, guru melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid (student centere) dan lebih mengutamakan siswa aktif, kritis dalam memandang suatu fenomena dan masalah di lingkungan sekitarnya, serta kreatif dalam menemukan dan menghasilkan karya inovatif. Kedua, guru dapat melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media digital (content creator) untuk menciptakan konten-konten pembelajaran yang bersifat digital sehingga murid tidak bosan dan jenuh dalam mempelajari sejarah yang sebelumya hanya melalui buku teks. Keitga, menggunakan metode pembelajaran diskusi. Diskusi ini akan melatih tiap murid dalam mengembangkan idenya, berkolaborasi, dan mampu memecahkan masalah terkait topik sejarah dengan mengaitkan fenomena saat ini. Keempat, guru memberikan materi pelajaran berbasis masalah-masalah sosial kekinian dan terkait dengan nilai (sosial, budaya, nasionalisme, pendidikan, etika). Materi berbasis permasalahan sosial ini diperlukan untuk proses pengembangan kemampuan berpikr kritis dan pemecahan masalah. Serta masalah sosial tersebut dihubungkan dengan materi pembelajaran sejarah dengan dengan kehidupan kekinian murid.
Dengan demikian, proses pembelajaran dengan topik mata pelajaran yang berkaitan dengan sejarah dapat dilakukan oleh murid tanpa meninggalkan karakter, kompetensi, dan ciri dari pembelajaran abad 21. Melakukan pembelajaran sejarah dengan melibatkan murid dalam proses pengumpulan dan pengolahan data, pemecahan masalah, berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis dan kreatif. Hal ini tentu berkat dari peranan dan kompetensi guru abad 21 untuk tetap memanfaatkan teknologi informasi dan mengaitkan pembelajaran dengan kompetensi murid abad 21. Serta melakukan pembelajaran dengan relevan dan rill, menerapkan keterampilan hidup atau life skill dan melakukan pembelajaran secara kreatif dan inovatif. Sehingga murid dapat berpartispasi aktif dan berani dalam mengungkapkan gagasan yang dimiliki. Kemudian diperlukan model pembelajaran
Referensi:
(1) Alfian, M. (2011). Pendidikan Sejarah dan Permasalahan Yang Dihadapi. Jurnal Ilmiah Kependidikan Khazanah Pendidikan. 3(2)
(2) Trilling, B., & Fadel, C. 2009. 21ST Century Skills: Learning for Life in Our Times . John Wiley & Sons, 978-0-47-055362-6.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI