Pembelajaran informatika sering diasosiasikan dengan perangkat komputer dan alat digital. Namun, pendekatan unplugged memungkinkan peserta didik belajar konsep-konsep informatika tanpa ketergantungan pada teknologi. Moda pembelajaran ini memanfaatkan aktivitas fisik, permainan, atau alat sederhana untuk mengajarkan konsep-konsep seperti algoritma, pemrograman, dan logika komputasional.
Apa itu Pembelajaran Unplugged?
Pembelajaran unplugged adalah metode pengajaran yang menggunakan alat peraga fisik dan aktivitas non-digital untuk memperkenalkan konsep informatika. Pendekatan ini cocok untuk memperkuat pemahaman mendasar, mengurangi ketergantungan pada teknologi, serta meningkatkan kreativitas dan kolaborasi peserta didik.
Penerapan pembelajaran unplugged salah satunya bisa dipraktikkan pada materi algoritma dan pemograman. Pengembangan sebuah bahasa algoritma atau pseudocode yang bernama bahasa ALGO dengan menggunakan kartu ALGO.
Kartu ALGO adalah alat yang digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep dasar algoritma kepada peserta didik atau individu tanpa menggunakan perangkat komputer (unplugged). Pendekatan unplugged bertujuan untuk mengajarkan konsep algoritma melalui kegiatan fisik, permainan, dan interaksi langsung, yang membantu memahami konsep-konsep tersebut dengan cara yang lebih konkret dan menyenangkan. Guru dapat menggunakan kartu ALGO yang dibuat dengan sticky notes warna-warni dan berbagai ukuran, atau menciptakan kartunya sendiri untuk dipakai di kelas, dengan mengacu ke bahasa yang akan dilatih pemrogramannya secara Unplugged. Kartu ALGO dapat diwujudkan dalam bentuk stiker berwarna-warni untuk membedakan jenis instruksi, operator, atau objek tertentu representasi dari bahasa ALGO.
Langkah-langkah pembelajaran algoritma dan pemograman dengan moda unplugged menggunakan kartu ALGO berbasis PBL (Problem Based Learning) adalah sebagai beriikut:
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Guru memberikan studi kasus yang perlu penyelesaian berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), alat dan bahan yang dibutuhkan berupa sticky notes warna-warni yang sudah dipotong berbagai ukuran dan lem kertas.
2. Â Mengorganisir peserta didik untuk belajar
Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi kebutuhan dan batasan dari masalah tersebut (peserta didik dapat bertanya kepada guru atau mencari sumber di beberapa literatur baik melalui bahan materi PPT, buku digital atau online)
3. Â Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Peserta didik dibagi dalam kelompok berdasarkan asesmen awal untuk merancang algoritma dalam memecahkan masalah pada studi kasus yang disajikan. Â Guru memfasilitasi diskusi dan memberikan arahan jika diperlukan.
4. Â Mengembangkan dan menyajikan hasil
Peserta didik mulai mengimplementasikan algoritma dalam bahasa ALGO menggunakan kartu ALGO yang telah disiapkan dan menyusunnya menjadi sebuah bahasa pemograman sebagai solusi pemecahan masalah yang disajikan. Setiap kelompok mempresentasikan hasil penyusunan bahasa pemrograman yang mereka buat.
5. Â Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru dan kelompok lain memberikan umpan balik terhadap solusi yang telah dipresentasikan