Mohon tunggu...
Suryani Sitorus
Suryani Sitorus Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka belajar, nulis dan baca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Riuh

21 Agustus 2024   20:21 Diperbarui: 21 Agustus 2024   20:29 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perihal debat berujung penat
Ternyata riuh menjadi kepingan suara tanpa ampun
Diam menjadi pertanda sudah tak ada jalan kembali
Kecewa datang saja pada setiap awal pertemuan

Sampaikan pada semua mimpi yang pernah ada
Suara - suara penyambut kabar nelangsa
Hari ini pun isi kepalaku tetap bagai huru-hara
Hancur dalam setiap peperangan angan, mati rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun