Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar
Gema takbir berkumandang seantero negeri, pertanda Hari Raya Idul Adha telah tiba. Idul Adha atau hari raya kurban merupakan aplikasi dari teladan yang diberikan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam dan putranya yaitu Nabi Ismail AS. Keluarga nabi Ibrahim dikarunia sebagai keluarga yang sehat, cerdas dan kuat, kenapa hal ini dapat disematkan pada keluarga Ibrahim AS? Pertama, ketika Nabi Ibrohim AS harus meninggalkan Siti Hajar dan putranya yaitu Ismail AS yang masih bayi pada suatu lembah yang jauh dari mana-mana. Kemudian Siti Hajar berikhtiar mencari sumber air antara Safa dan Marwah sampai akhirnya diketemukan sumber air Zamzam. Sehingga air zamzam ini dapat diminum oleh Siti Hajar dan Ismail AS. Kalaulah Siti Hajar tidak sehat dan kuat, maka tidak akan mungkin bisa menemukan air zamzam.
Kedua, keluarga Nabi Ibrohim AS merupakan keluarga yang cerdas, hal ini dibuktikan ketika Nabi Ibrohim AS menguji anaknya (Ismail AS) yang perintah dari Alloh SWT datang melalui mimpi. Ismail AS menjawab, kalaulah perintah itu datangnya dari Allah maka laksanakanlah. Hal ini menandakan Ismail memiliki pribadi yang cerdas dan kuat imannya.
Ketiga, keluarga Ibrahim AS merupakan keluarga yang Soleh. Sehingga setiap datang perintah Allah SWT, maka akan didukung oleh semua anggota keluarga. Semuanya demi keluarga, bangsa dan negara. supaya negeri Mekkah dalam keadaan adem, ayen dan tentram.
Kesempurnaan nabi Ibrahim AS dalam membangun keluarga menjadi suatu suri tauladan dalam kehidupan. Sehingga macam-macam ibadah yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW mengambil dari perjalanan Nabi Ibrohim AS. Seperti ibadah haji, umroh dan kurban.
Ibadah kurban hakikatnya memiliki arti ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah SWT untuk melatih kesabaran dan bersemangat dalam memberi kepada umat manusia lainnya. Sebab semua yang dimiliki harus kita syukuri. Melalui kurban, kita dilatih untuk membangun kesalehan sosial secara horizontal dan ibadah vertikal pada Allah SWT. Hal ini harus dibuktikan dengan saling tolong menolong bagi orang yang kesusahan, gemar memberi pada orang yang kekurangan, menolong kepada orang yang membutuhkan, menerangi pada orang yang kegelapan. Akhlak seperti ini merupakan Akhlakul Karimah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H