Kesempatan itu masih ada, belajar dari kegagalan. Keberhasilan ditentukan bukan seberapa besar pencapaian yang diperoleh, tetapi ditentukan seberapa kuat untuk bangkit lagi. Setelah catatan mentereng timnas Indonesia diperhelatan piala Asia U-23 dengan mengalahkan Australia 1-0, Jordania 4-1 dan Korea Selatan 11-10. Akhirnya Garuda Muda harus mengakui keunggulan Uzbekistan U-23 dengan skor 0-2.Â
Perjalanan pertandingan kedua tim menerapkan pola menyerang, Uzbekistan yang belum pernah kebobolan begitu percaya diri dan mendominasi pertandingan. Umpan -umpan pendek satu dua sentuhan diperagakan dihadapan pemain timnas U-23. Sedangkan timnas U-23 hanya bisa bertahan dan sesekali melakukan serangan balik. Kehilangan striker Raffael Struick sangat terasa, pemain yang lincah dan pintar menempatkan posisi digantikan striker Ramadan Sananta yang full striker. Akhir babak pertama ditutup dengan skor kacamata 0-0.Â
Sebenarnya kita sempat membobol gawang Uzbekistan pada babak kedua, tetapi VAR menggagalkan gol timnas U-23, karena tertangkap offside. Akhirnya Uzbekistan U-23 berhasil membobol timnas U-23 lewat serangan di sayap kiri dan mengumpan datar ke daerah gawang dan dicocor pemain Uzbekistan U-23. VAR lagi-lagi membuat timnas U-23 dipermainkan, bola yang sebetulnya jadi keuntungan timnas untuk serangan balik. Tetapi wasit asal Tiongkok menghentikan pertandingan. Karena ada pemain Uzbekistan terkapar di depan daerah pinalti. Setelah melihat VAR, wasit memberikan kartu merah pada kapten Timnas Rizki Ridho. Dengan hanya bermain 10 orang, akhirnya Uzbekistan menggenapkan keunggulan menjadi 2-0 sampai bunyi peluit akhir pertandingan. Dengan hasil ini, Uzbekistan melaju ke Final AFC U-23, sedangkan timnas U-23 akan memperebutkan tempat ke-3 untuk memastikan tiket ke Olimpiade Paris 2024.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H