Berawal dari perbincangan ringan di ruang kantor saat jam istirahat. Perbincangan ringan ini membahas terkait golde tiket  atau karpet merah pada guru penggerak. Semenjak tersiar kabar bahwa guru penggerak mendapatkan karpet merah atau privilege menjadi persyaratan pindah jabatan, sejak saat itu juga banyak guru yang niat awal mengikuti program guru penggerak untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas serta kompetensi guru menjadi berpindah haluan. Dengan adanya iming-iming 'lebih diprioritaskan' dari guru penggerak untuk pindah jabatan menjadi kepala sekolah atau pengawas.Â
Seperti berada di persimpangan jalan, apakah tetap menjadi guru atau pindah jadi kepala sekolah atau pengawas? Disini diuji keteguhan dan keyakinan niat awal. Konsultasi kesana kemari, minta pendapat dan saran atas adanya pilihan tersebut. Ada yang memberikan saran, buat apa jadi guru penggerak kalau sudah lulus malah pindah ke pengawas atau kepala sekolah. Ilmu yang didapatkannya percuma dong, jawab salah seorang rekan guru. Ada juga yang memberikan saran, mumpung ada kesempatan penawaran dan dikasih karpet merah. Ambil aja kesempatan jadi pengawas atau kepala sekolah. Kapan lagi ada kesempatan bagus, jawab rekan guru lainnya.Â
Tentunya semua keputusan pada guru bersangkutan, tergantung motivasi sendiri ikut program guru penggerak. Apakah tetap jadi guru atau pindah jabatan?. Mintalah petunjuk pada Allah SWT lewat shalat istikharah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H