Alhamdulillah wasyukurillah, puji syukur saya panjatkan pada Allah SWT. Karena pada hari minggu, 4 Februari 2024 telah dilaksanakan khitanan anak kami yang bernama SYAUQI Al RANIRI. Khitanannya dilaksanakan di klinik khitan dr. Irwanto dengan alamat di jalan Pagar Betis, Sumedang.Â
Pada awalnya, kami sempat was was juga dengan kebulatan tekad dan niat De UKI untuk dikhitan. Hal ini dikarenakan umurnya masih 5 tahun kurang 2 bulan. Tapi semuanya buyar underestimate tersebut, tatkala pagi hari sudah bangun sendiri dan ditanyakan, apakah siap untuk di sunat? Jawabnya, ayoo, yah. Supaya semangatnya tetap terjaga, saya sertakan teman kerabatnya untuk ikut mengantarkan ke dokter khitan.Â
Jadwal khitanan tepat pukul 08.00 wib, dari jam 7.00 wib sudah diingatkan dokter tentang jadwal dikhitannya. Kami sekeluarga berangkat menggunakan angkutan kota, itu juga atas permintaan De UKI. Ketika ditanya, mau pakai apa ke dokter khitannya? Pakai angkot amang, jawabnya. Ayoo dech, kita berangkat. Yang ikut serta diantaranya ayah, ibu, kakek, paman, nenek dan teman kerabatnya. Sesampainya di lokasi khitanan, terdengar suara musik yang volumenya agak keras. Kami panggil dokter, belum juga menyahut. Malah yang keluar adalah perawatnya. Tunggu sebentar ya pak, timpal perawat tersebut. Tetapi oleh perawat tersebut, de UKI dipersilahkan untuk memilih sendiri souvenir yang diinginkan. Souverninya berupa tas berwarna biru bergambar robot transformer.Â
Sebelum dilaksanakan prosesi khitanan, kami sekeluarga diberikan kesempatan untuk foto-foto. Baik sendirian, maupun dengan dokter Irwanto. Setelah sesi foto, sekarang bagian De UKI yang difoto dengan souvenirnya, akan tetapi kami tidak diperbolehkan masuk ruangan. Ternyata disanalah peran psikologis dokter untuk membawa suasana ceria kepada anak khitan. Dengan imbalan reward, De UKI diajak masuk ruangan. Dan keluarga tidak diperbolehkan ikut serta masuk.Â
Menunggu sekitar 10 menit, penulis mendapat kabar melalui WA yang menunjukkan prosesi diruang khitan. Nampak jelas, De UKI tidak ada raut menangis, malahan ceria dengan diajak ngobrol dokter. Selain foto, bagian dokumentasi juga mengirimkan video saat sebelum khitanan, saat dan sesudah dikhitan. Sekitar 25 menit berada di ruangan, akhirnya keluar juga dengan berjalan kaki sambil menenteng tas kesukaannya. Peluk cium, menyambut kedatangan De UKI. Alhamdulillah, prosesi khitanan dapat berjalan lancar dan sukses.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H