Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis dan Pembicara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membuat senang orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Who I Am? Putaran Fonologi dalam Mengecek Kehadiran Murid

18 Januari 2024   06:26 Diperbarui: 18 Januari 2024   10:40 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum pernah terbayangkan, hal yang sudah menjadi kebiasaan rutin dapat menancapkan  pola pikir hingga dikemudian hari. Sejak SD hingga SMP, ketika disebutkan nama untuk mengecek kehadiran pasti murid-murid menjawabnya "hadir". Seolah-olah sudah tersimpan dalam memori jangka panjangnya murid. Kali ini penulis ubah cara mengecek kehadiran murid dengan mengucapkan kata sifat yang menunjukkan who i am (siapakah aku?). Murid dapat berekspresi sesuai sifat dirinya masing-masing. Pada awalnya, murid kebingungan yang harus diucapkan.

Berdasarkan teori model memori kerja, bahwa suatu tipe meja kerja yang secara konstan untuk mengubah, mengkombinasikan dan memperbarui informasi baru dan lama. Sehingga ada kecenderungan, untuk mengubah kebiasaan lama diperlukan suatu effort yang tidak mudah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi memori kerja diantaranya putaran fonologi dan alas sketsa visual spasial. Putaran fonologi berhubungan dengan mengucapkan kata-kata tersebut secara lisan yang membutuhkan waktu. Sedangkan  alas sketsa visual spasial berhubungan dengan mengingat bentuk dan ukuran atau kecepatan gerak benda.

Pada studi kasus di kelas 7, Rata-rata murid mengucapkan kata "baik dan hadir". Hal membuktikan bahwa putaran fonologi memerlukan waktu. Untuk mengucapkan kata sifat yang menunjukkan Siapakah dirinya, murid-murid terdiam sejenak dan mengucapkan kata yang sama dengan sebagian temannya. Selain untuk melatih memori murid, kegiatan "who i am" juga untuk melatih keberanian murid dalam berkomunikasi dan berekspresi. Penulis meyakini setiap murid memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga perlu diekspresikan lewat komunikasi lisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun