Akhir-akhir ini kerusakan alam hasil perbuatan tangan manusia begitu nyata adanya. Gunung jadi tandus, sungai jadi dangkal, hutan jadi gundul, sawah banyak hamanya, udara jadi bertambah panas. Akibatnya tak dapat dipungkiri lagi bakalan terjadi banjir, longsor dan gagal panen. Padahal sudah Allah peringatkan dalam Al Qur'an surat Ar-Rum ayat 41 :Â
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)" (Ar-Rum : 41)Â
Perbuatan manusia yang mana? Yaitu yang merusak alam seperti perbuatan yang mencemari air, udara dan tanah. Air yang dulunya jernih, sekarang jadi berbau dan berwarna. Udara yang dulunya segar, sekarang jadi pengap dan tanah yang dulunya subur, sekarang jadi tidak subur lagi.Â
Bagaimana caranya agar tidak terjadi pencemaran? Misalnya pada pencemaran udara, sekarang saatnya harus beralih dari bahan bakar fosil kepada bahan bakar non-fosil. Beralih dari pertamax, pertalite, solar kepada listrik. Beralih dari energi yang tidak dapat diperbaharui kepada energi yang dapat diperbaharui. Begitu melimpahnya stok energi yang disediakan oleh alam. Kita bisa mengubah pancaran cahaya matahari menjadi energi listrik, hembusan angin menjadi energi listrik, aliran air menjadi energi listrik dan panas bumi jadi energi listrik. Nikmat manakah yang kau dustakan.Â
Melalui penerapan prinsip teknologi ramah lingkungan, kita bisa mengurangi kerusakan pada bumi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H