Mohon tunggu...
Suryan Nuloh Al Raniri
Suryan Nuloh Al Raniri Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis dan Pembicara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membuat senang orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengasah Kompetensi Sosial Guru

17 Maret 2023   08:30 Diperbarui: 17 Maret 2023   08:41 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut UU Guru dan Dosen, bahwa ciri guru yang profesional mensyaratkan agar memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Pemerintah gencar mengadakan pelatihan-pelatihan hanya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional saja. Sedangkan kompetensi kepribadian dan sosial, luput dari pemantauan dan perhatian pemerintah. Bagaimana caranya agar kompetensi kepribadian dan sosial seorang guru dapat meningkat dan sesuai dengan jiwa guru?

Kompetensi menurut KBBI kemdikbud.go.id adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu), sedangkan sosial artinya berkenaan dengan masyarakat. Dari pengertian tersebut kompetensi sosial dapat diartikan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan kemasyarakatan. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru tertuang dalam PP 74 tahun 2008 pasal 3 ayat 6, sekurang-kurangnya adalah :

berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;

menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;

bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar, dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, dan

menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Kompetensi sosial tidak dapat tumbuh sendiri, melainkan harus dilatih dan dipupuk agar tumbuh dan berkembang dalam jiwa seorang guru. Menjadi hal yang sangat krusial, apabila kompetensi sosial menjadi "melempem" bagai kapas yang kebasahan, tentunya hal ini akan berdampak pada kelangsungan proses pembelajaran dan lingkungan sekolah. Misalnya saja, guru yang dalam berkomunikasinya tidak secara santun, maka akan menimbulkan kegaduhan dan memicu ketidak kondusifan di lingkungan sekolah dan kurang berpartisipasi dalam membangun lingkungan pendidikan. Tentunya hal ini akan terbawa kepada lingkungan masyarakat dimana ia tinggal.

Lantas, bagaimana caranya mengasah kompetensi sosial ini?

Setiap hari waktu yang digunakan guru ketika berada di sekolah hanya 6-8 jam, sedangkan selebihnya berada di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sebagai seorang makhluk sosial, tentunya guru harus pandai bergaul dengan masyarakat sekitar dan turut serta dalam pembangunan, baik pembangunan secara lahiriah maupun secara batiniah. Masyarakat memandang seorang guru itu sebagai sosok yang di hormati, berwawasan luas, pandai berbicara dan menjadi teladan. Berangkat dari asumsi seperti inilah, biasanya seorang guru di pedesaan dipercaya sebagai tokoh masyarakat, ketua DKM, ketua RT, ketua RW, anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, dan anggota Badan Permusyawaratan Desa.

Mau tidak mau atau suka tidak suka, kepercayaan masyarakat begitu tinggi pada sosok seorang guru untuk berperan serta ditengah-tengah masyarakat. Banyak sekali manfaatnya, apabila seorang guru aktif ditengah masyarakat. Selain menjalin silaturahim, softskill guru pun akan terasah. Seperti cara berkomunikasi yang santun dan efektif, publik speaking akan meningkat, dapat mengorganisasi lembaga, mampu menggali dan menyampaikan aspirasi warga sampai pada memiliki jiwa empati yang tinggi. Jadi peran serta guru ditengah masyarakat, mampu mengasah kompetensi sosial sebagai salah satu ciri guru profesional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun