Mohon tunggu...
Suryami
Suryami Mohon Tunggu... Mahasiswa - be your self

you can do it the best

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Batu Masigit, Bayah Lebak Banten

15 Juli 2022   11:40 Diperbarui: 15 Juli 2022   11:42 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batu Masigit adalah sebuah batu karang yang berdiri kokoh terletak di kawasan pelabuhan pabrik semen terbesar se-Asia Tenggara, Bayah Banten. Konon katanya batu masigit ini menjadi tempat ibadah para ulama dan para wali. Ada salah satu ulama besar yakni Syekh Daud pernah Istikharah, riadoh, berzikir, serta shalat di Batu yang menyerupai bangunan kubah mesjid tersebut. Masyarakat menyebut bahwa Batu Masigit merupakan petilasan para ulama dan tokoh-tokoh nasional, salah satunya yaitu Presiden Republik Indonesia pertama (Bung karno). Ir. Soekarno cukup lama berkunjung dan bersilaturahmi sebelum beliau menjadi Presiden RI.

Pada tahun 2016 silam telah dilakukan pembangunan Pelabuhan Khusus (PELSUS) milik perusahaan semen di pantai Jogjogan Desa Darmasari kecamatan Bayah, Batu Masigi terselip di antara ragam rangka beton namun tidak ada yang berani membongkarnya. padahal, banyak batu karang serupa yang sudah di bongkar dan diuruk oleh pengembang untuk dijadikan kawasan pelabuhan. 

"Iya, dari sekian batu karang yang ada di kawasan pantai yang sedang dibangun pelabuhan itu hanya batu masigit yang tidak dibongkar," kata Joni, seorang warga Desa Darmasari.

Disamping itu, menurut Eyang Surawisesa sebenarnya boleh saja Batu Masigit dibongkar asalkan dengan tata cara yang baik dan benar. Eyang Surawisesa adalah seorang penunggu Batu Masigit yang sudah sangat lama menjaga batu tersebut bahkan sepertinya sebelum Indonesia Merdeka. Kemudian, Eyang menyebut bahwasannya dahulu Batu Masigit tidak menyerupai kubah mesjid melainkan hanyalah dataran biasa.

"dulu cuma dataran biasa"ujarnya

Diakhir pembicaraannya Eyang menyampaikan pesan untuk warga sekitar Batu Masigit agar menjaga tanah leluhur tersebut dan jangan kotori dengan hal-hal yang tidak baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun