[caption id="attachment_182737" align="alignnone" width="374" caption="Dewi Keadilan"][/caption]
Belum lagi masalah Irshad Manji hilang dari ingatan kita, sekarang timbul konser Lady Gaga. Saya bukan pengemar Lady Gaga, apalagi mau ikutan nontonnya, sorry aja deh. Mending duitnya buat traktir para kompasioner… hehehe.
Tetapi yang membuat saya gerah tidak keluarnya surat rekomendasi, mungkin bahasa halus dari pelarangan tampilnya Lady Gaga di Gelora Bung Karno oleh institusi paling dipercaya sebagai penjaga keamanan dan ketertiban di negeri ini yaitu kepolisian.
Seharusnya polisi berani untuk mengamankan konser itu bukan sebaliknya berani melarang karena ada pesanan dari ormas atau yang lainya yang notabene punya massa banyak. Bukankah polisi dibayar oleh uang kita melalui pajak untuk menegakkan hukum?
Saya sendiri tidak tahu berapa anggaran untuk kepolisian negara ini, yang pasti banyak dan cukup buat menggaji dan membiayai operasi sekian ribu polisi. Dengan dana demikian besar kenapa polisi ragu dalam menegakan hukum.
Menurut advokat, Sutomo Paguci, “Dari uraian di atas terlihat bahwa sejauh ini alasan-alasan yang diutarakan Mabes Polri, Polda Metro Jaya, MUI, FPI dan PPP hanya melulu soal moralitas dan kebudayaan sebagai dasar penolakan Lady Gaga. Bagaimana dengan hukum? Bolehkah konser tersebut dan apakah ada dasar hukum penolakannya?”
Ternyata keberpihakan polisi masih kepada yang “kuat” bukan pada patuh pada hukum. Jika kita bandingkan kekuatan promotor Lady Gaga pls penggemar dengan kelompok penentang konser tidak ada apa-apanya. Tetapi promotor sudah melakukan segala sesuatunya sesuai aturan hukum. Bukankah sudah tugas mereka menegakan hukum sekalipun harus melawan kekuatan besar ?
[caption id="attachment_182739" align="alignnone" width="432" caption="google image"]
Saya tidak bisa membayangkan jika yang kuat bisa mempengaruhi hukum, akan menjadi anarki jadinya. Akan terjadi “adu otot” antar elemen masyarakat. Itu berbahaya bagi negeri kita. Tuhan pasti menolong dan memberakahi kita jika berani menegakkan hukum.
Hukum jangan kalah dengan kekuatan lain di negeri in. Tegakkan hukum dengan segala konsekuensinya, jika memang kita masih mengaku sebagai negara hukum!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H