Panitia Pemilihan Suara Pilkada Di TPS-13 Kelurahan Gunung Pangilun, Kota Padang menggunakan seragam kesebelasan Argentina. Demikian Berita Kompas.com hari ini. Tidak ada yang salah dengan PPS itu. Tetapi yang membuat saya merenung, kapan sih rakyat Indonesia ini bangga menggunakan kaos tim nasional negeri sendiri.
Dibandingkan Jepang, kesebelasan Indonesia lebih dulu berprestasi di kancah persepakbolaan Asia.  Tetapi sekarang kesebelasan Indonesia melempem. Banyak masalah yang membelit persepakbolaan Indnesia, demikian kilah pengurus PSSI. PSSI sebagai organisasi yang bertanggung terhadap prestasi sepak bola tanah air  tampaknya selalu berat mengatasi permaslahan sepak bola tanah air, tetapi apakah persepakbolaan negera lain, seperti Jepang, tidak mengalami banyak persoalan juga ?
Menurut pandangan saya, sebagai pengamat amatir, Â semua ini tidak ada political will dari para stake holder persepakbolaan kita. Selama saya berkelana ke pelosok-pelosok negeri ini, sepak bola selalu menjadi olahraga favorite. Hampir tiap sore para penduduk di pelosok desa terpencil menghabiskan waktu untuk bermain bola. Â Saya lihat kemampuan individu beberapa dari mereka sangat bagus, hanya tinggal dibina, saya yakin mereka bisa menjadi pemain handal, setidak-tidaknya untuk tingkat daerah. Yang membuat saya sedih seringkali hal ini dianggap sepele dan diabaikan. padahal untuk membuat sesuatu yang besar harus mulai dari yang kecil. Kebijakan makro harus didukung dengan kebijakan mikro, selama ini saya melihat bahwa kita hanya bagus dalam kebijakan makro, tetapi realisasi skala mikro tidak serius dijalankan. Kemungkinan hal ini bisa disebabkan oleh para pengurus persepakbolaan Indonesia dijabat oleh orang yang tidak fokus pada sepakbola. Hal ini bisa dilihat dari para pengurus sepakbola banyak dirangkap oleh para politikus, pengusaha, dll. sehingga menyebabkan perhatian mereka terbagi-bagi. Kita jangan tutup mata jika dalam kondisi ini, sepakbola akan menjadi fokus yang kesekian, bukan yang utama. Selain itu hal ini menyebabkan mereka hanya ingin meraih prestasi sesaat, Karena jika prestasi naik, maka prestise pribadi atau perusahaan akan naik pula. Tetapi pembinaan yang berkelanjutan dilupakan, padahal pembinaan yang berkelanjutan merupakan kunci keberhasilan di masa depan.
Mungkin sebagai masyarakat awam dengan sepakbola, tetapi peduli sepakbola. Alangkah baiknya kita berani mendorong pemerintah, PSSI dan orang-orang yang peduli sepak bola nasional untuk melakukan gerakan Sejuta Bola. Gerakan ini dimulai dengan menyediakan bola untuk dibagikan keseluruh desa di Indonesia. kemudian menggalakan program "setiap sore harus main sepak bola" secara berjenjang dst. Walau ini cuma mimpi, tapi bukan mustahil bisa memajukan prestasi sepakbola  kita
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI